sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Krisis Rohingya jadi agenda utama pertemuan bilateral RI-Thailand

Hari ini Preliminary Need Assessment Team ASEAN telah menyelesaikan misi mereka di Myanmar.

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 13 Mar 2019 14:32 WIB
Krisis Rohingya jadi agenda utama pertemuan bilateral RI-Thailand

Krisis Rohingya menjadi agenda utama pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai pada Rabu (13/3).

"Dalam pertemuan hari ini, kami berdua membahas masalah penting yang menyangkut ASEAN yakni situasi di Rakhine State," tutur Menlu Retno dalam konferensi pers gabungan usai pertemuan bilateral di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta.

Menlu Retno menerangkan bahwa hari ini Preliminary Need Assessment Team ASEAN telah menyelesaikan misi mereka di Myanmar.

"Saya dan Menlu Don sangat menantikan untuk mendengar pengarahan tentang temuan misi itu melalui Sekretaris Jenderal ASEAN," lanjutnya.

Retno mengungkapkan baik Indonesia dan Thailand menantikan tindak lanjut dari misi Preliminary Need Assessment Team untuk menangani krisis Rohingya.

Thailand menjadi Ketua ASEAN pada 2019 dan krisis Rohingya, merupakan salah satu isu utama yang dihadapi ASEAN.

"Saya baru saja kembali dari Myanmar pada 8 Maret, jadi ini merupakan peluang yang bagus untuk membagikan temuan saya di sana kepada Menlu Retno dan bagaimana ASEAN dapat bergerak maju menangani krisis itu," ungkap Menlu Don.

Temuan dari Preliminary Need Assessment Team akan segera disusul oleh penilaian dari Emergency Response Assessment Team ASEAN.

Sponsored

Dalam kesempatan yang sama, Menlu Retno menyampaikan dukungan atas keketuaan Thailand di ASEAN. Sebelumnya, dia telah mengunjungi Bangkok pada Desember 2018 untuk mengekspresikan sokongan dari pemerintah Indonesia.

Fokus pembicaraan lain dari kedua menlu adalah terkait langkah selanjutnya dari hasil pertemuan ASEAN di Chiang Mai pada awal Maret 2019. Beberapa isu di kawasan Indo-Pasifik juga menjadi bahan diskusi.

"Indonesia berharap dapat melanjutkan kerja sama yang baik dengan Thailand dalam pengembangan kerja sama Indo-Pasifik," kata Retno.

Pada 20 Maret 2019, Indonesia akan menggelar dialog level tinggi tentang kerja sama Indo-Pasifik dan mengundang 18 negara untuk hadir. Retno berharap dialog tersebut dapat berfungsi sebagai platform untuk memperkokoh kerja sama dan pembangunan kepercayaan dalam diskusi Indo-Pasifik.

Hubungan bilateral Indonesia-Thailand pada 2020 akan mencapai usia 70 tahun. Sejumlah acara akan digelar untuk merayakannya.

Selain itu, Menlu Retno dan Menlu Don turut membahas isu ketidakstabilan harga karet di pasar global. Hal ini menjadi perhatian kedua negara karena Indonesia, Thailand, dan Malaysia merupakan eksportir karet terbesar di dunia.

"Kami perlu memperkuat kerja sama dan tindakan untuk menstabilkan harga karet karena negara kami terpengaruh oleh ketidakstabilan harga itu," tutur mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda itu.

Isu global lainnya seperti Laut Cina Selatan dan Semenanjung Korea juga disinggung dalam pertemuan bilateral Indonesia-Thailand.

Retno menyatakan dukungan tulus Indonesia bagi kelancaran Pemilu Thailand pada 24 Maret dan Menlu Don pun menyampaikan harapan baiknya bagi Pemilu Indonesia yang akan berlangsung pada 17 April.

Berita Lainnya
×
tekid