sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kunjungi UEA, Paus Fransiskus promosikan dialog antaragama

Paus Fransiskus menjadi pemimpin Vatikan pertama yang bertandang ke negara-negara Teluk.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 04 Feb 2019 12:05 WIB
Kunjungi UEA, Paus Fransiskus promosikan dialog antaragama

Paus Fransiskus menjadi pemimpin Vatikan pertama yang bertandang ke negara-negara Teluk. Dia menginjakkan kaki di Uni Emirat Arab (UEA), pada Minggu (3/2).

Beberapa jam sebelum kedatangannya, Paus Fransiskus mengecam keras perang di Yaman yang melibatkan militer UEA.

Sebelum berangkat ke Abu Dhabi, Paus Fransiskus mengatakan dia mengikuti berita krisis kemanusiaan di Yaman dengan keprihatinan mendalam.

Dalam pidato regulernya di Vatican City pada Minggu, dia mendesak semua pihak untuk menerapkan perjanjian perdamaian dan menolong pemberian bantuan kepada jutaan orang yang kelaparan.

"Tangisan anak-anak dan orang tua mereka itu didengar Tuhan," ujarnya di hadapan puluhan ribu orang di Lapangan Santo Petrus. "Mari kita berdoa dengan sungguh-sungguh karena mereka adalah anak-anak yang kelaparan, yang kehausan, tidak memiliki obat, dan terancam mati."

Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash menuturkan bahwa Abu Dhabi menyambut pesan Paus Fransiskus tentang Yaman dan percaya pada perjanjian perdamaian yang disebutnya sebagai terobosan bersejarah.

"Mari kita pastikan implementasinya dan menjadikan 2019 sebagai tahun perdamaian di Yaman," tutur Gargash setelah Paus Fransiskus tiba di Abu Dhabi.

Pada Desember 2018, partai-partai yang bertikai di Yaman sepakat melakukan gencatan senjata dalam bingkai perundingan perdamaian. Perang yang berlangsung hampir empat tahun terakhir antara koalisi pimpinan Arab Saudi dengan kelompok Houthi yang didukung Iran telah membuat Yaman berada di ambang kehancuran.

Sponsored

Puluhan ribu orang tewas dalam konflik itu, dan PBB menyebut jutaan orang menderita kelaparan. Kelangsungan hidup mereka bergantung pada gencatan senjata yang mencegah terputusnya bantuan dari pelabuhan utama Yaman.

Paus Fransiskus disambut oleh Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed al-Nahyan, yang mengawalnya untuk bertemu Ahmed al-Tayeb, Imam Besar masjid dan Al-Azhar University di Mesir.

Keduanya mengadakan pertemuan dengan Paus Fransiskus pada Senin (4/2).

PBB sedang mencoba untuk mengimplementasikan kesepakatan gencatan senjata dan perjanjian penarikan pasukan di pelabuhan utama Yaman, Hudeidah. Keputusan ini disepakati dalam perundingan pada Desember sebagai langkah awal untuk mengakhiri konflik.

Para pejabat Vatikan masih belum mengonfirmasi apakah Paus Fransiskus akan membahas masalah sensitif itu di publik atau secara pribadi dalam kunjungannya ke Abu Dhabi.

Babak baru hubungan antaragama

Paus Fransiskus akan bertemu dengan para pemimpin muslim dan memimpin misa terbuka untuk sekitar 135.000 umat Katolik di UEA.

Dia menyebut perjalanan yang akan berakhir pada Selasa (6/2) itu sebagai sebuah kesempatan untuk menulis halaman baru dalam sejarah hubungan antaragama.

Paus Fransiskus telah mengunjungi enam negara yang didominasi muslim selama masa pemerintahannya, menggunakan lawatannya untuk menyerukan dialog antaragama dan mengutuk kekerasaan yang mengatasnamakan Tuhan.

Duta Besar UEA untuk Washington Yousef Al Otaiba, dalam sebuah tulisan opini di majalah Politico pada Minggu menuturkan bahwa kunjungan pemimpin Vatikan itu mengirim pesan koeksistensi dan rasa hormat dalam menghadapi ancaman ekstremisme di Timur Tengah.

UEA, yang mendeklarasikan 2019 sebagai Tahun Toleransi, menilai kunjungan tersebut melambangkan negaranya sebagai pusat keberagaman.

Namun, UEA menghadapi kritik dari aktivis HAM karena memenjara pegiat HAM, termasuk Ahmed Mansoor, warga Emirat yang menjalani hukuman 10 tahun karena mengkritik pemerintah di media sosial.

"Kami mendorong Paus Fransiskus untuk mengangkat masalah penahanan itu dengan tuan rumah dan mendesak pembebasan segera dan tanpa syarat," sebut Amnesty International dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (2/2). 

Otoritas UEA belum merespons permintaan untuk berkomentar.

UAE adalah rumah bagi sekitar 1 juta umat Katolik ekspatriat, kebanyakan mereka dari Filipina. Satu juta umat Katolik lainnya diyakini tinggal di negara-negara lain di Semenanjung Arab.

Kalangan imam dan diplomat menggambarkan UEA sebagai salah satu negara terbuka di Teluk yang mengizinkan umat Kristen beribadah.

Namun, sama seperti banyak negara lain di kawasan tersebut, UEA tidak mengizinkan perbedaan pendapat atau kritik terhadap pemerintah.

Semua negara Teluk, kecuali Arab Saudi, memperbolehkan umat Kristen beribadah di gereja, bangunan kompleks gereja, atau tempat lain dengan izin khusus. 

Di Arab Saudi, non-muslim hanya bisa beribadah secara diam-diam di rumah pribadi dan kedutaan masing-masing.

Putra Mahkota Abu Dhabi adalah sekutu dekat Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman atau yang akrab disapa MBS, yang berusaha menjangkau perwakilan Kristen di luar negeri sebagai upaya untuk membuka Arab Saudi yang dipandang konservatif.

Reputasi internasional MBS terkikis sejak pembunuhan jurnalis Jamal Khahsoggi oleh agen-agen Riyadh di dalam konsulat Arab Saudi di Istanbul pada Oktober 2018.

Sumber : Reuters

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid