sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kurang dari tujuh jam, Mossad sukses curi arsip nuklir Iran

Sebelum mencuri dokumen nuklir Iran, Mossad telah lebih dulu melakukan pengintaian selama satu tahun.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 16 Jul 2018 19:13 WIB
Kurang dari tujuh jam, Mossad sukses curi arsip nuklir Iran

Hanya butuh waktu enam jam dan 29 menit bagi agen intelijen Israel (Mossad) untuk menonaktifkan alarm, menerobos dua pintu, menembus lusinan lemari besi raksasa, dan mencuri dokumen nuklir Iran, sebelum akhirnya melarikan diri dengan selamat.

Arsip nuklir rahasia, yang mendokumentasikan kerja bertahun-tahun terkait senjata atom, desain hulu ledak, dan rencana produksi yang dicuri Mossad beratnya mencapai setengah ton. Kurang dari dua lusin agen Mossad dilibatkan dalam misi ini.

Pengintaian yang dilakukan Mossad selama satu tahun mengungkap bahwa pergantian penjaga di sebuah gudang tempat penyimpanan dokumen nuklir akan terjadi sekitar pukul 07.00 waktu setempat. Sementara, agen Mossad berada di bawah perintah untuk menyelesaikan misi sebelum pukul 05.00 waktu setempat sehingga memiliki cukup waktu untuk melarikan diri. Demikian seperti dikutip dari The New York Times, Senin (16/7)

Para agen Mossad tiba pada 31 Januari malam dengan peralatan khusus yang memiliki panas 3.600 derajat Celcius untuk membongkar 32 lemari besi buatan Iran. Namun tidak semuanya berhasil dibongkar. Ketika waktunya sudah habis, mereka mengangkut sekitar 50.000 halaman dan 163 compacy disc (CD) ke perbatasan.

Pada akhir April lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan hasil perampokan tersebut, tepatnya setelah dia lebih dulu bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih. 

PM Netanyahu menjelaskan bahwa hasil perampokan tersebut merupakan alasan mengapa Trump harus meninggalkan kesepakatan nuklir Iran 2015. Arsip nuklir itu menurutnya, membuktikan penipuan Iran dan niat negara itu untuk memulai kembali produksi bom. 

Beberapa hari kemudian, Trump mulai mewujudkan ancaman yang telah lama dikumandangkannya, yakni menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran. Langkah tersebut membebani hubungan AS dan Eropa hingga hari ini.

Pekan lalu, atas undangan pemerintah Israel, tiga wartawan termasuk salah satunya dari The New York Times, diperlihatkan dokumen-dokumen tersebut. Kebanyakan di antara dokumen tersebut, menurut The New York Times, mengonfirmasi dugaan inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA): meski Iran bersikeras bahwa programnya bertujuan damai, namun di masa lalu negara itu secara sistematis mengumpulkan semua yang diperlukan untuk memproduksi senjata atom.

Sponsored

"Ini cukup bagus," ujar Robert Kelley, seorang insinyur nuklir dan mantan inspektur IAEA. Setelah ditunjukkan beberapa bagian dari dokumen curian tersebut, Kelly menyebutkan bahwa Iran tengah mengerjakan bom nuklir.

Tidak ada cara untuk secara independen mengonfirmasi keaslian dokumen, yang sebagian besar berusia setidaknya 15 tahun. Israel memilih sendiri dokumen-dokumen yang ditunjukkan kepada para wartawan, ini berarti bahwa materi-materi yang kemungkinan dapat membebaskan Iran dari tuduhan bisa saja tidak diungkap. 

Dalih Israel, sejumlah materi sengaja disimpan demi mengindari pihak lain yang ingin memproduksi senjata.

Warga Iran menyebut bahwa arsip-arsip tersebut palsu, yakni sebuah skema lainnya dari Israel agar sanksi kembali dijatuhkan. Di lain sisi para pejabat intelijen AS dan Inggris dilaporkan meyakini bahwa itu asli setelah mereka mengamati sendiri, termasuk membandingkannya dengan sejumlah dokumen yang mereka dapat dari agen intelijen dan para pembelot.

Menurut inspektur IAEA, pasca-Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran, Teheran belum melanjutkan pengayaan atau melanggar aturan perjanjian. Namun jika sanksi dilanjutkan, dan terdapat lebih banyak perusahaan Barat meninggalkan Iran, ada kemungkinan bahwa para pemimpin Negeri Para Mullah akan memutuskan untuk melanjutkan produksi bahan bakar nuklir.

Operasi Mossad kali ini memiliki gaya berbeda. Dalam sebagian besar operasi mereka, agen yang terlibat hanya diminta untuk memfoto atau menyalin materi tanpa jejak. Dan dalam kasus ini, kepala Mossad Yossi Cohen memerintahkan agar materi itu dicuri langsung sehingga dapat mempersingkat waktu para agen untuk berada di dalam gudang.

Israel ingin melawan klaim Iran yang menyebut bahwa arsip-arsip tersebut palsu dengan menawarkannya untuk diperiksa oleh kelompok-kelompok internasional. 

Di antara seluruh adegan pembobolan dramatis tersebut, tidak ada adegan pengejaran.

Perkiraan Israel akurat. Tepat pukul 07.00 waktu setempat, seperti yang diperkirakan Mossad, seorang penjaga gudang tiba dan menemukan bahwa pintu dan brankas rusak. Dia membunyikan alarm, dan pihak berwenang Iran segera memulai kampanye nasional untuk menemukan para pencuri.

Menurut seorang pejabat Israel, Iran melibatkan "puluhan ribu personel keamanan dan polisi" untuk mengungkap aksi pencurian ini.

Usaha Iran tidak menghasilkan apa-apa. Dan hingga Netanyahu mengungkap hasil pencurian tersebut di muka publik, Iran tidak pernah mengatakan sepatah kata pun di depan umum tentang apa yang telah terjadi.

Pihak Israel sendiri enggan mengungkap bagaimana arsip-arsip tersebut ditransfer, apakah via darat, udara, atau laut.

Berita Lainnya
×
tekid