sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Lagi, Senator Demokrat calonkan diri jadi capres AS

Kamala Harris secara resmi akan meluncurkan kampanyenya sebagai kandidat capres AS pada Minggu (27/1).

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 22 Jan 2019 17:18 WIB
Lagi, Senator Demokrat calonkan diri jadi capres AS

Senator dari California Kamala Harris menyatakan maju dalam konvensi Partai Demokrat untuk memperebutkan kursi calon presiden Amerika Serikat dalam Pilpres 2020.

Harris, putri imigran berdarah India dan Jamaika, mengumumkan peluncuran kampanyenya pada Senin (21/1) dalam program Good Morning Amerika di stasiun TV ABC.

"Mari kita lakukan ini bersama. Mari klaim masa depan kita. Untuk diri kita sendiri, untuk anak-anak kita, dan untuk negara kita," ucap mantan Jaksa Agung California itu dalam video kampanye yang dirilis bertepatan dengan penampilannya di program televisi tersebut.

Dalam video kampanyenya, senator yang baru menjabat selama satu periode itu menggambarkan dirinya sebagai pejuang keadilan, kelayakan, dan kesetaraan.

"Itu adalah nilai-nilai yang kita hargai sebagai warga AS, dan sekarang semua nilai itu terancam," kata Harris. "Masa depan negara kita tergantung pada Anda dan jutaan orang lainnya yang mengangkat suara kita untuk memperjuangkan nilai-nilai Amerika."

Wanita berusia 54 tahun ini akan secara resmi meluncurkan kampanyenya pada Minggu (27/1) dalam sebuah rapat umum di Oakland, California. Oakland sendiri merupakan kota kelahiran dan tempatnya memulai karier sebagai jaksa di Kantor Kejaksaan Distrik County Alameda.

Pengumuman Harris menyusul langkah serupa oleh rekan Senator AS lainnya seperti Elizabeth Warren dari Massachusetts dan Kirsten Gillibrand dari New York. Anggota Kongres dari Hawaii Tulsi Gabbard serta mantan Menteri Perumahan dan Pengembangan Kota Julian Castro juga ikut bertarung dalam konvensi Demokrat.

Sejumlah senator lainnya dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk maju dalam konvensi. Termasuk di antaranya adalah Cory Booker dari New Jersey, Sherrod Brown dari Ohio, Amy Klobuchar dari Minnesota, dan Bernie Sanders dari Vermont.

Sponsored

Mantan Wakil Presiden Joe Biden, mantan anggota Kongres Texas Beto O'Rourke, dan mantan Wali Kota New York City Michael Bloomberg dilaporkan pula akan memeriahkan Pilpres AS 2020. Demikian juga para politikus negara bagian termasuk Wali Kota Los Angeles Eric Garcetti dan anggota Kongres California Eric Swalwell.

Harris beserta para bakal calon lainnya akan terlebih dahulu melalui proses seleksi di internal. Setelahnya, partai baru akan mengajukan calon primer.

Menjelang peluncuran kampanyenya, Harris berkeliling AS. Dia memperkenalkan diri lewat buku berjudul 'The Truths We Hold: An American Journey'. 

Saat memperkenalkan diri, dia menyertakan cara mengucapkan namanya.

"Seperti 'koma' lalu tambahkan 'la'," katanya kepada audiens di Washington, menjelaskan bahwa namanya berarti lotus dalam bahasa sanskerta.

Dia kemungkinan akan menggunakan trik mnemonik itu lagi saat berkampanye di seluruh negeri. Pasalnya, sebuah jajak pendapat baru-baru ini dari NPR/PBS Newshour/Marist menyatakan bahwa 54% pemilih utama Partai Demokrat masih ragu, atau bahkan belum pernah mendengar tentang sosok Harris.

Harris memulai kariernya sebagai Wakil Jaksa di Alameda county, California, sebelum menjadi Jaksa distrik San Fransisco.

Pada 2010, dia mengalahkan lawannya dari Partai Republik dan menjadi Jaksa Agung California. Enam tahun kemudian, dia terpilih menjadi anggota Senat, di mana dia menjadi wanita kulit hitam kedua yang pernah menjabat di majelis.

Tidak lama setelah Harris mengumumkan pencalonannya, juru bicara Komite Nasional Partai Republik Michael Ahrens menyebutnya sebagai Demokrat yang paling meragukan yang mencalonkan diri sebagai presiden.

Menurut Ahrens, Harris tidak memenuhi syarat dan tidak memiliki pengetahuan memadai mengenai perkembangan terkini. 

Sejak tiba di Senat pada 2016, Harris dikenal karena gayanya yang cenderung keras dalam proses seleksi calon pejabat pemerintahan rekomendasi Donald Trump.

Mantan Jaksa Agung Jeff Sessions pernah mengatakan bahwa pertanyaan Harris yang terlalu cepat membuatnya gugup.

Keterampilan yang dia asah di ruang sidang telah membantunya dengan baik di Senat, dan mendorongnya ke garis depan gerakan perlawanan anti-Trump. Namun, kaum progresif meragukan kariernya.

Sebuah artikel opini di New York Times yang ditulis oleh profesor hukum San Fransisco University Lara Bazelon mengatakan, Harris sering berada di sisi sejarah yang salah ketika menjabat sebagai jaksa agung negara bagian.

Bazelon menyinggung dukungan Harris terhadap inisiatif untuk menghukum orang tua karena anak-anak mereka membolos. Harris juga sempat membela seorang jaksa yang memalsukan kesaksian, dia baru mengalah setelah kasus tersebut menarik perhatian nasional.

Selain itu, saat masih menjadi Jaksa Wilayah San Fransisco, Harris memuji Back on Track, sebuah program yang memungkinkan pembatalan tuntutan kepada pelaku pelanggaran narkoba tanpa kekerasan jika mereka menyelesaikan pelatihan kejuruan.

Selama pemilu paruh waktu 2018, Harris berkampanye atas nama beberapa kandidat perempuan dan minoritas. Dalam hal kebijakan, dia selaras dengan banyak rekan dan pesaingnya, termasuk dukungannya untuk Medicare-for-All-style.

Seperti beberapa pendatang awal, Harris telah bersumpah untuk tidak menerima sumbangan dari komite aksi politik (PAC), janji yang dapat menarik perhatian pemilih Demokrat.

Sumber : The Guardian

Berita Lainnya
×
tekid