sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mahathir Mohamad janji mundur usai KTT APEC 2020

Mahathir Mohamad menekankan bahwa dia akan menepati janjinya untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar Ibrahim.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 11 Des 2019 12:16 WIB
Mahathir Mohamad janji mundur usai KTT APEC 2020

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (94) pada Selasa (10/12) mengatakan akan menyerahkan kekuasaan kepada Anwar Ibrahim meski ada tuduhan pelecehan seksual terbaru terhadap calon penerusnya tersebut.

Namun, Mahathir menekankan bahwa dia tidak akan menyerahkan kursi PM kepada Anwar Ibrahim sebelum pertemuan puncak APEC pada November 2020, di mana Malaysia menjadi tuan rumah. 

"Saya berjanji untuk menyerahkannya dan saya akan melakukannya. Menurut saya perubahan sebelum KTT APEC akan menganggu," kata Mahathir.

"Sejauh yang saya tahu, saya mundur dan menyerahkan tongkat estafet kepadanya. Jika rakyat tidak menginginkannya, itu urusan mereka, tapi saya akan melakukan janji saya ... terlepas dari tuduhan apa pun. Saya akan menepatinya."

Ketika ditanya apakah serah terima kemungkinan akan berlangsung pada Desember 2020, Mahathir mengatakan, "Kita akan tahu bila saatnya tiba."

Hubungan Mahathir dan Anwar Ibrahim unik. Keduanya sempat bersama-sama duduk di pemerintahan sebelum kemudian berubah menjadi rival, namun belakangan memilih bersatu untuk menggulingkan pemerintahan Najib Razak.

Pada 2018, Mahathir secara tidak terduga terpilih sebagai kepala pemerintahan koalisi, di mana Partai Keadilan Rakyat yang dipimpin Anwar Ibrahim ikut menyokongnya. Anwar Ibrahim sendiri telah dibui dua kali atas tuduhan sodomi dan korupsi, tudingan yang menurutnya bersifat politis. 

Pekan lalu, pria usia 72 tahun itu kembali membantah tuduhan terbaru yang dilontarkan mantan ajudannya bahwa dirinya telah mencoba memaksanya melakukan hubungan seks. 

Sponsored

Bagi Mahathir, ini kali kedua dia menduduki kursi PM Malaysia, jabatan yang sebelumnya dikuasainya selama 22 tahun. Ada keraguan yang muncul terkait niatnya untuk menyerahkan kekuasaan, terutama ketika dia mengatakan bahwa dirinya membutuhkan lebih banyak waktu untuk memimpin negara yang dibebani utang itu keluar dari masalahnya.

Mahathir menuturkan, dia mengharapkan penyelesaian di luar pengadilan segera dengan pihak Goldman Sachs atas skandal 1MDB. Sang PM juga menyinggung kemungkinan menjual saham di perusahaan energi milik negara, Petronas, ke provinsi-provinsi yang kaya minyak dan gas.

"Tidak Lelah"

Merespons berbagai pertanyaan dari kursi di kantornya yang megah di Putrajaya, Mahathir menekankan bahwa dia tidak merasa lelah meski sudah berusia lanjut. Dia mengaku puas dengan kinerjanya.

"Saya mencoba melakukan beberapa latihan ringan, tetapi yang utama saya menjaga berat badan saya stabil. Saya sudah 62 kilogram selama 30-40 tahun terakhir, itu tidak berubah ... Saya tidak makan berlebihan," terang Mahathir.

Mahathir menerangkan bahwa penindasan terhadap umat Islam menjadi salah satu pembahasan dalam KTT APEC pekan depan, yang dijadwalkan akan dihadiri oleh pemimpin Iran, Pakistan, Turki dan sejumlah negara muslim lainnya. Dugaan pelanggaran HAM terhadap etnis Uighur di Xinjiang, termasuk yang jadi sorotan.

Mahathir mengakui bahwa prospek bagi dunia muslim untuk mengambil tindakan terbatas.

"Dunia muslim tidak dapat menantang siapa pun. Kita sangat lemah. Siapa pun dapat memanipulasi kita, mereka bahkan dapat membuat kita saling bertarung satu sama lain," kata Mahathir.

Sebelumnya, Mahathir pernah mengatakan bahwa China terlalu kuat untuk ditantang atas tuduhan penindasan muslim Uighur, tudingan yang telah berulang kali dibantah Beijing.

Mahathir yang dijuluki Dr M juga menyoroti perlakukan Myanmar terhadap warga muslim Rohingya. Mengomentari sidang Mahkamah Internasional di Den Haag menyangkut tuduhan genosida terhada warga muslim Rohingya yang dihadiri Aung San Suu Kyi, Mahathir mengungkap harapan agar pelanggaran tersebut diakui dan diterima.

"Kita berharap mereka (Myanmar) dapat menjelaskan dan menerima fakta bahwa telah terjadi genosida. Kita berharap mereka akan merespons pendapat komunitas internasional," ujar Dr M.

Sumber : Reuters

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid