sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mariah Carey diminta suarakan pembebasan aktivis perempuan Arab Saudi

Mariah Carey diminta menyuarakan pembebasan Loujain Alhathloul, seorang aktivis perempuan Arab Saudi yang dibui.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 31 Jan 2019 17:38 WIB
Mariah Carey diminta suarakan pembebasan aktivis perempuan Arab Saudi

Pada Kamis (31/1) malam, Mariah Carey akan menggelar konser di Arab Saudi. Konsernya, dinilai adalah upaya menyedihkan untuk menunjukkan bahwa negeri yang dipimpin Raja Salman itu telah lebih toleran terhadap perempuan.

Faktanya, ada banyak perempuan yang mendekam di penjara Arab Saudi. Mereka dibui karena mengampanyekan perlakuan yang lebih baik terhadap perempuan.

Salah satunya adalah Loujain Alhathloul. Saudara laki-lakinya, Walid Alhathloul, mengatakan beberapa perempuan yang ditahan mengalami penyiksaan dan pelecehan seksual, termasuk Loujain.

"Sebagai penggemar karya Carey, aku ingin melihat dia meminta pembebasan saudara perempuanku saat dia di atas panggung," tutur Walid. 

Loujain adalah pejuang hak-hak perempuan di Arab Saudi, dan sebagian besar kegiatannya berfokus pada perwalian laki-laki, hak perempuan untuk mengemudi dan kekerasan dalam rumah tangga. "Loujain bekerja dengan para wanita yang rentan untuk menemukan solusi bagi mereka sehingga kita tidak lagi mendapati kasus-kasus seperti Rahaf al-Qunun, seorang wanita berusia 18 tahun yang baru saja mencari suaka di Kanada."

Walid menjelaskan, impian Loujain adalah para korban ini dapat menemukan keselamatan tanpa harus melarikan diri ke luar negeri. "Dia bahkan sedang dalam proses mendirikan tempat penampungan kekerasan dalam rumah tangga bernama Aminah, yang berarti 'aman' dalam bahasa Inggris. Kita sekarang tahu bahwa tempat perlindungan ini adalah salah satu alasan utama Loujain ditangkap."

Menurut Walid, satu bulan pascapenangkapannya, Loujain sempat meneleponnya dari nomor yang dirahasikan. "Dia memberi tahuku bahwa dia dikurung di 'hotel' di Jeddah dan bukan di penjara konvensional."

"Selama pembicaraan, dia mengatakan, 'Begitu bebas, aku akan membantumu menemukan wanita impianmu.' Aku mengatakan kepadanya, 'Mari kita fokus untuk mengeluarkanmu dan kemudian kita bisa memikirkan cinta dan romansa'," papar Walid. "Setiap kali aku bertanya kepadanya tentang kasusnya, dia akan menjawab bahwa dia tidak bisa menjelaskannya. Sepertinya, selalu ada seseorang yang mengawasi dengan cermat dan mengatakan kepadanya apa yang bisa atau tidak bisa dia ungkapkan."

Sponsored

Baru-baru ini, orang tua Loujain dapat mengunjungi putri mereka. "Di situ dia mulai berbicara tentang bagaimana mereka membawanya dari penjara Dhahban di tengah malam ke tempat yang dikenal sebagai 'hotel'. Dia menggambarkannya sebagai 'istana teror' yang berjarak 10 menit dari penjara. Dia berkata bahwa dia dibawa dengan mata tertutup dan dilemparkan ke bagasi mobil dalam perjalanan ke tempat rahasia ini. Sesi penyiksaan, katanya, biasanya terjadi di ruang bawah tanah istana ini."

"Adik perempuanku sendiri mengatakan dia dicambuk, dipukuli, disetrum dan dilecehkan secara rutin. Dia mengatakan bahwa kadang-kadang ada pria bertopeng yang membangunkannya di tengah malam untuk meneriakkan ancaman yang tak terbayangkan," tutur Walid. "Seiring dengan banyaknya bentuk penyiksaan fisik, Loujain menggambarkan bagaimana dia juga harus menjalani interogasi yang mengerikan. Salah satu penyelidik berkata, 'Jika kamu tidak menikah denganku, maka aku akan memerkosamu.' Dia mengatakan dia ditawari kesempatan untuk bekerja sama dengan mereka dan diperbolehkan pergi setelah berhasil membawa perempuan Arab Saudi yang tinggal di pengasingan kembali. Dia, tentu saja, menolak tawaran itu, dan karena itu perlakuan terhadapnya memburuk."

"Itu membingungkanku. Arab Saudi sangat ingin mempromosikan dirinya sebagai seorang reformis, namun seorang reformis Saudi yang sebenarnya ditahan di balik jeruji besi."

Walid mengatakan bahwa ketika dirinya memutuskan untuk belajar di Kanada, dia tidak sabar menyelesaikan studinya dan kembali ke negaranya, berkontribusi pada Vision 2030. "Aku sangat bersemangat tentang itu."
 
"Ketika ditanya oleh profesor dan teman apa yang akan aku lakukan setelah lulus, aku akan segera menjawab, kembali ke Arab Saudi dan membantu menjadikan negaraku tempat yang lebih baik," ujar Walid. "Setelah semua yang terjadi, aku merasa naif karena memercayai ilusi ini, terutama setelah pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi."

"Aku tidak tahu bahwa perjalananku ke Toronto akan menjadi penerbangan satu arah, karena aku dan keluargaku telah dilarang bepergian. Aku tidak tahu bahwa Toronto akan menjadi rumah baruku. Aku terus bertanya pada diri sendiri apakah aku akan dapat melihat keluargaku lagi, atau negara asalku. Arab Saudi tidak pernah menjadi negara yang demokratis. Tetapi di masa lalu ketika seorang aktivis ditangkap, keluarga tidak pernah terlibat."

Lebih lanjut, Walid menuturkan, "Arab Saudi selalu mengklaim bahwa mereka menghormati aturan hukum. Aku mulai mempertanyakan itu, terutama setelah keluargaku dilarang bepergian tanpa dasar hukum. Pengadilan tidak mengeluarkan perintah apa pun untuk menempatkan keluargaku pada larangan perjalanan. Jika kita benar-benar ingin Vision 2030 berhasil dan mendatangkan investasi asing baru, orang perlu merasa nyaman bahwa aturan hukum dihormati."

"Loujain tidak pantas dipenjara ... Aku sudah diam selama delapan bulan, dan tetap saja, semua pintu ditutup. Tidak ada tanda-tanda kemajuan dalam kasus saudaraku. Yang aku inginkan adalah melihat adikku bebas."

"Sekarang, setelah aku menceritakan kisah saudara perempuanku, akankah Mariah Carey meminta pembebasannya di atas panggung? Akankah suaraku didengar?."

Sumber : CNN

Berita Lainnya
×
tekid