sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mengapa hanya 237 WNI yang dievakuasi dari Wuhan?

Kementerian Luar Negeri RI menyatakan ada sebanyak 245 WNI yang berlokasi di Provinsi Hubei, 100 di antaranya berada di Wuhan.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 03 Feb 2020 10:59 WIB
Mengapa hanya 237 WNI yang dievakuasi dari Wuhan?

Pada Minggu (2/2), pesawat Airbus 330-300 milik Batik Air yang mengangkut 243 orang dari Provinsi Hubei tiba di Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau. Satu di antaranya adalah warga negara asing, sementara lima orang merupakan anggota tim aju dari KBRI Beijing.

Warga negara asing (WNA) tersebut merupakan suami dari salah satu warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi.

Mereka kemudian meneruskan penerbangan menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara menuju Kepulauan Natuna untuk diobservasi selama 14 hari.

Awalnya, Kementerian Luar Negeri RI menyatakan ada sebanyak 245 WNI yang menetap di Provinsi Hubei, 100 di antaranya berada di Wuhan, kota di mana coronavirus jenis baru pertama kali terdeteksi pada akhir 2019.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI Judha Nugraha menjelaskan alasan di balik pertanyaan mengapa hanya 237 WNI yang dipulangkan dari Wuhan. 

Tiga WNI, menurut Judha, tidak lolos screening kesehatan di bandara Wuhan.

"Ketiga orang tersebut sebenarnya sudah dijemput tim KBRI Beijing dan sudah sampai ke bandara Wuhan. Sesuai dengan prosedur kesehatan otoritas China, seluruh calon penumpang wajib melewati screening kesehatan antara lain mengukur suhu tubuh dan mengecek apakah ada simtom-simtom penyakit," jelas Judha saat ditemui di Kemlu RI, Jakarta, pada Senin (3/2).

Judha menjelaskan, ketiga WNI tersebut tidak memenuhi standar kesehatan untuk terbang sehingga otoritas China melarang mereka untuk naik pesawat.

Sponsored

"Mereka kurang fit, mungkin badannya habis demam atau ada yang batuk," ujar dia.

Dia menyebut, ketiga WNI itu merupakan mahasiswa. Dua berasal dari Xianning dan satu dari Wuhan.

"Saat ini mereka sudah kembali ke asrama masing-masing. KBRI Beijing sebelumnya telah menghubungi pihak asrama masing-masing dan juga otoritas setempat untuk mengatur penjemputan mereka dari bandara," kata Judha.

KBRI Beijing terus menjalani komunikasi dengan ketiga WNI dan akan memberikan bantuan logistik, termasuk uang tambahan.

Judha menegaskan, fakta bahwa ketiga WNI tersebut tidak lolos screening kesehatan bukan berarti mereka terjangkit coronavirus jenis baru.

Fokus Kemlu RI saat ini adalah menjaga kondisi ketiga WNI tersebut dari sisi kecukupan persediaan logistik dan menguatkan mental mereka dengan menyediakan tim psikolog yang siap memberikan layanan konseling via telepon.

Judha menyatakan, tidak menutup kemungkinan pemerintah Indonesia akan kembali melakukan evakuasi setelah kondisi tiga WNI tersebut membaik. Selain tiga WNI itu, empat WNI lainnya memilih tidak dievakuasi atas alasan kepentingan keluarga.

"Tentunya evakuasi adalah pilihan pribadi karena sifat dari pemulangan ini adalah sukarela," ungkap Judha.
 
Media China, Tencent, melaporkan bahwa korban tewas akibat coronavirus jenis baru di Tiongkok mencapai 361 orang dan 17.238 lainnya terinfeksi.

Filipina melaporkan kasus kematian pertama coronavirus di luar China, korban merupakan seorang pria usia 44 tahun asal Wuhan. Dengan demikian, total kematian mencapai 362.



Catatan redaksi: Artikel ini mengalami ralat pada jumlah WNI yang dipulangkan dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, menyusul kekeliruan sumber informasi. Sebelumnya pada judul dan isi artikel disebut 238 WNI, dan setelah diubah menjadi 237 WNI dan satu WNA. Atas hal ini, redaksi meminta maaf.

Berita Lainnya
×
tekid