sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menlu RI: Covid-19 mempertajam ketimpangan global

Menurut Menlu Retno, negara-negara berkembang dan negara miskin menghadapi risiko yang lebih besar di tengah pandemik Covid-19.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 08 Mei 2020 19:25 WIB
Menlu RI: Covid-19 mempertajam ketimpangan global

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan bahwa pandemik Covid-19 menyingkap atau semakin memperlihatkan kondisi ketidaksetaraan di antara negara-negara di dunia.

"Negara-negara berkembang dan negara miskin menghadapi risiko yang lebih besar di tengah pandemik ini," tutur Menlu Retno dalam webinar 'Indonesia's Foreign Policy in Addressing the Threat of Covid-19' pada Jumat (8/5).

Menlu Retno mengatakan bahwa Covid-19 juga menimbulkan pertanyaan terkait efektivitas dari kerja sama berbasis multilateralisme. Menurut dia, di tengah krisis kesehatan ini, banyak negara yang justru menerapkan proteksionisme.

"Banyak negara yang menutup perbatasan, mengusir warga negara asing, dan membatasi ekspor peralatan medis mereka," kata dia.

Lebih lanjut, Retno menyayangkan maraknya fenomena di mana masyarakat Asia menjadi sasaran stigmatisasi di banyak tempat karena dianggap sebagai pihak yang membawa masuk virus.

Mengutip pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Menlu Retno menyebut bahwa rata-rata 80.000 kasus baru infeksi Covid-19 dilaporkan per harinya sejak awal April 2020.

"Di Eropa Barat, penyebaran Covid-19 dinilai mulai stabil, tetapi tren peningkatan terlihat jelas di Afrika, Amerika Latin, dan sejumlah negara Asia," lanjut dia.

Bukan saatnya untuk menjadi egois

Sponsored

Menlu Retno menegaskan bahwa saat ini bukan saatnya bagi negara-negara yang terdampak Covid-19 untuk menjadi egois. Dia meminta seluruh pihak untuk bekerja sama dan saling menopang.

"Persaingan politik global menguat. Di tengah pandemik, kekuatan-kekuatan besar dunia saling menyalahkan satu sama lain atas penyebaran virus," ujar dia. "Perkembangan ini tidak kondusif, yang dibutuhkan adalah solidaritas dan kolaborasi global."

Menanggapi dampak Covid-19 bagi perdagangan dan rantai pasokan global, Indonesia mendesak semua negara untuk memperlancar arus barang-barang penting seperti peralatan medis dan obat-obatan.

"Indonesia meminta semua pihak untuk menahan diri dari menerapkan hambatan perdagangan yang tidak diperlukan," tambah Menlu Retno.

Dia menyatakan, di tengah pandemik, hampir setengah dari negara di dunia masih memberlakukan pembatasan ekspor bagi barang medis esensial.

Sejalan dengan komitmen untuk bersama-sama melawan Covid-19, Menlu Retno menyampaikan bahwa Indonesia juga berupaya memberikan bantuan bagi negara yang membutuhkannya.

"Kami telah mengirim sejumlah bantuan medis ke Kota Wuhan di China pada awal Januari. Sekarang kami sedang meninjau kemungkinan untuk menyalurkan bantuan keuangan bagi negara tetangga di kawasan Pasifik," jelas Menlu Retno. "Indonesia dengan senang hati menyambut bantuan internasional tetapi kami juga siap membantu pihak yang membutuhkan."

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid