sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menlu RI: Tantangan krisis Rohingya adalah distrust

Dalam pertemuan di New York, Menlu Retno menyampaikan dua usulan konkret yang dapat mendorong penyelesaian krisis Rohingya.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 26 Sep 2019 12:51 WIB
Menlu RI: Tantangan krisis Rohingya adalah distrust

Situasi kemanusiaan di Rakhine State, Myanmar, mengharuskan masyarakat internasional mengambil langkah darurat untuk menyelesaikannya. Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengawali pandangannya saat hadir pada pertemuan yang membahas situasi terkini Rakhine State di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-74 di New York, Selasa (24/9). 

"Kompleksitas isu di Rakhine State, Myanmar, tidak dapat dijadikan alasan untuk tidak menemukan solusi penyelesaian krisis kemanusiaan ini," kata Menlu Retno yang sudah dua kali mengunjungi para pengungsi Rohingya di Cox's Bazar, Bangladesh, seperti dikutip dalam keterangan tertulis Kemlu RI, Kamis (26/9).

Situasi kemanusiaan semakin memprihatinkan di Rakhine State khususnya pascakegagalan upaya repatriasi para pengungsi dari perbatasan pada Agustus lalu dan semakin besarnya rasa ketidakpercayaan semua elemen dalam penyelesaian krisis ini.

Menurut Retno, isu utama yang paling mengganjal penyelesaian krisis kemanusiaan di Rakhine State adalah adanya distrust atau ketidakpercayaan di semua tingkatan hingga ke lapisan masyarakat di pengungsian dan masyarakat internasional. Retno menekankan bahwa hal penting yang harus segera diciptakan adalah situasi yang kondusif agar terbangun kembali rasa saling percaya antara semua elemen yang terlibat. 

"Ini yang sejak awal Indonesia dan ASEAN lakukan untuk menyelesaikan situasi kemanusiaan di Rakhine State" ujar Menlu RI. 

Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno menyampaikan dua usulan konkret yang dapat mendorong penyelesaian krisis di Rakhine State.

Pertama, mengatasi kebutuhan para pengungsi yang bersifat darurat. Bagi Indonesia, bantuan kemanusiaan harus terus diberikan kepada pengungsi. Rasa aman harus segera dijamin sehingga proses repatriasi pengungsi yang aman, sukarela dan bermartabat segera dapat dilakukan.

Kedua, membantu menciptakan perdamaian yang berkesinambungan melalui pembangunan ekonomi dan pemberdayaan bagi masyarakat Rakhine State. Fasilitas pendidikan dan kesehatan harus diberikan. Roda perekonomian harus segera dapat digerakkan. Hal lain yang cukup penting adalah masyarakat yang toleran dan majemuk harus terus ditumbuhkembangkan. 

Sponsored

"Indonesia telah membangun sekolah dan rumah sakit serta pasar rakyat untuk menggerakkan sektor ekonomi dan mencukupi kebutuhan kesehatan dan pendidikan masyarakat di Rakhine State," jelas Retno. 

Selain itu, Menlu RI menyampaikan baru dua minggu lalu, Indonesia menjadi ruan rumah penyelenggaraan kegiatan interfaith dialogue bagi masyarakat di Rakhine State agar tercipta masyarakat yang toleran dan majemuk.

Menlu RI juga sampaikan bahwa selama ini ASEAN terus berkolaborasi untuk mendorong proses repatriasi para pengungsi melalui peningkatan kapasitas pusat transit dan penerimaan pengungsi, diseminasi informasi bagi pengungsi dan dukungan kebutuhan dasar pengungsi. Ketiga hal ini harus dilakukan secara komprehensif agar proses repatriasi dapat segera dilakukan.

"Masyarakat internasional harus segera dapat mengakhiri krisis kemanusiaan ini dan Indonesia siap berkontribusi," imbuh Retno.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid