sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menteri Israel: Upaya damai dengan Palestina buang-buang waktu

Menteri Kehakiman Israel Ayelet Shaked mengatakan bahwa dirinya mencoba lebih realistis menyikapi konflik Israel-Palestina.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Jumat, 23 Nov 2018 19:24 WIB
Menteri Israel: Upaya damai dengan Palestina buang-buang waktu

Seorang menteri Israel mengatakan upaya untuk menghadirkan perdamaian di Timur Tengah hanya akan buang-buang waktu.

"Kesenjangan antara Palestina dan Israel terlalu besar untuk dijembatani," ujar Menteri Kehakiman Ayelet Shaked dalam sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh surat kabar Jerusalem Post.

"Secara personal saya rasa itu buang-buang waktu. Meski pun saya menginginkan perdamaian bahkan lebih dari yang lainnya, saya hanya lebih realistis, dan saya tahu bahwa di masa depan itu tidak mungkin. Namun, mari kita tunggu dan lihat apa yang mereka (AS) tawarkan," imbuh perempuan usia 42 tahun tersebut.

Ketika ditanya apakah dia akan menyampaikan pandangannya itu kepada Donald Trump, Ayelet menjawab, "Pasti".

Ayelet merupakan menteri kabinet senior di pemerintahan koalisi PM Benjamin Netanyahu dan anggota partai The Jewish Home, kelompok nasionalis-religius yang menolak gagasan untuk menciptakan negara Palestina yang merdeka.

Pernyataan Ayelet tersebut mungkin saja bisa menyinggung Trump mengingat sebelumnya sang presiden mengatakan punya rencana yang belum dipublikasikan terkait upaya perdamaian Palestina-Israel. Dia menugaskan menantu sekaligus penasihat seniornya Jared Kushner untuk menyusunnya.

Palestina sendiri menolak peran AS dalam perdamaian setelah Trump menyetujui langkah pemindahan kedutaan besar dari Tel Aviv ke Yerusalem. 

Yerusalem merupakan isu penting dalam konflik Palestina-Israel. Palestina menginginkan Yerusalem Timur adalah ibu kota negara masa depan mereka, sementara Israel yang merebut kota itu dari Yordania pada 1967 dan mendudukinya sejak saat itu mengklaimnya sebagai ibu kota yang tidak terbagi.

Sponsored

Sikap tidak bersahabat AS terhadap Palestina kian mengkhawatirkan. Tahun ini, Trump memangkas ratusan juta dollar dalam bentuk bantuan kemanusiaan, menutup kantor diplomatik Palestina di Washington, dan menutup konsulat AS yang melayani Tepi Barat dan Gaza.

Palestina menuding Trump berpihak pada Israel dan melihat rencana perjanjian damai akan sangat pro-Israel.

Jason Greenblatt, mantan kepala divisi hukum di Trump Organization yang kini menjadi perwakilan khusus untuk negosiasi internasional mengatakan bahwa rencana yang tengah disusun akan sangat terfokus pada kebutuhan keamanan Israel. Di lain sisi itu adil untuk Palestina. 

Sebuah jajak pendapat bulan lalu menunjukkan 73% warga Israel tidak percaya negosiasi akan mengarah ke perdamaian.

Sumber : The Guardian

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid