sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Militer Sudan kudeta Presiden Omar al-Bashir?

Militer Sudan belum mengabarkan apa yang sedang terjadi, namun mereka menegaskan bahwa pengumuman penting akan segera dirilis.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 11 Apr 2019 16:49 WIB
Militer Sudan kudeta Presiden Omar al-Bashir?

Tentara Sudan mengatakan akan membuat pernyataan penting pada Kamis (11/4), di tengah meningkatnya kabar militer mengatur kudeta terhadap Presiden Omar al-Bashir yang telah 30 tahun berkuasa.

"Tentara Sudan akan segera mengeluarkan pernyataan penting. Tunggu saja," kata seorang pembawa acara televisi negara, sementara sudah memasuki hari keenam para pemrotes menduduki bagian luar kompleks kementerian pertahanan di Khartoum.

Media pemerintah tidak memberikan rincian lebih lanjut, tetapi sumber dan pejabat pemerintah mengatakan bahwa Bashir telah mengundurkan diri. Seorang menteri pemerintah mengatakan kepada TV al-Hadath yang berbasis di Dubai bahwa konsultasi sedang dilakukan untuk membentuk dewan transisi untuk menjalankan negara.

Tentara juga dilaporkan menyerbu markas besar gerakan Islam yang dipimpin oleh Bashir.

Meskipun kurangnya informasi konkret tentang apa yang terjadi, puluhan ribu warga Sudan berbaris di Khartoum dengan gembira, menari dan meneriakkan slogan-slogan anti-Bashir.

"Orang-orang datang berbondong-bondong," kata seorang warga. Para pengunjuk rasa di luar kementerian pertahanan meneriakkan, "Sudah jatuh, kita menang."

Ketika orang-orang menunggu kabar lebih lanjut, kendaraan-kendaraan militer dikerahkan di jalan-jalan utama di ibu kota dan televisi pemerintah serta radio memainkan musik patriotik, mengingatkan orang-orang tua Sudan tentang bagaimana pengambilalihan militer berlangsung selama episode-episode kerusuhan sipil sebelumnya. 

Penyelenggara protes mengeluarkan pernyataan yang bersumpah untuk tetap berada di jalanan sampai "rezim mundur sepenuhnya dan kekuasaan diserahkan kepada pemerintah transisi sipil".

Sponsored

Berita tentang pengumuman dari tentara datang ketika para analis memperingatkan bahwa Sudan dapat diwarnai anarki jika krisis politiknya tidak diselesaikan secara damai dan faksi-faksi yang bersaing memperebutkan kekuasaan.

Sudan, salah satu negara Afrika terbesar dan paling penting secara strategis, telah dilumpuhkan oleh aksi protes selama berbulan-bulan terhadap pemerintahan Bashir. Ada laporan bahwa dia dalam tahanan rumah dengan sejumlah pembantu di istana presiden.

Sejak Sabtu (6/4), ribuan orang telah berkemah di persimpangan jalan di pusat Khartoum, menyerukan agar Bashir mundur. Upaya pasukan keamanan untuk membubarkan demonstrasi telah menewaskan sedikitnya 22 orang, termasuk lima tentara, yang menurut organisator membela para pengunjuk rasa. Adapun korban luka mencapai lebih dari 150 orang.

"Demonstrasi anti-pemerintah semacam ini bukanlah hal baru, tetapi kali ini keterlibatan masyarakat yang jauh lebih luas ... termasuk kelas profesional yang selama beberapa dekade didorong ke luar negeri atau dikooptasi (oleh rezim)," kata Zach Vertin, seorang analis di Brookings Institution thinktank dan penulis buku tentang Sudan dan Sudan Selatan.

Pada Selasa (9/4), para demonstran terlihat mengangkat tentara di pundak mereka, sementara yang lain dengan gembira memberi hormat kepada tentara dengan kendaraan lapis baja.

Para pemimpin protes telah meminta tentara untuk membantu menyelesaikan krisis, mungkin dengan mengambil kendali sementara pemerintah.

"Rakyat Sudan selalu percaya bahwa transisi harus datang melalui militer. Semua sadar apa yang bisa dipicu oleh ketidakstabilan. Setiap kekacauan bisa memiliki biaya yang sangat tinggi," kata Saif al Din Abdelrahman, seorang ekonom dan pakar Sudan, di Nairobi, Kenya.

Sumber : The Guardian

Berita Lainnya
×
tekid