Nama Presiden China jadi shithole, Facebook minta maaf

Facebook meminta maaf karena salah menerjemahkan nama Presiden China Xi Jinping dari bahasa Burma ke bahasa Inggris. Hal tersebut terungkap pada Sabtu (18/1), dalam hari kedua kunjungan kenegaraan Xi ke Myanmar.

Bahasa Burma sendiri merupakan bahasa resmi di Myanmar yang digunakan oleh dua pertiga populasi di negara itu.

Pada Sabtu, Presiden Xi Jinping bertemu dengan Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi untuk melakukan pertemuan bilateral.

Dalam unggahan Facebook berbahasa Burma milik kantor Suu Kyi, fitur penerjemah otomatis Facebook menerjemahkan nama Xi Jinping menjadi "Mr Shithole" dalam bahasa Inggris.

Unggahan mengenai pernyataan yang diterjemahkan ke bahasa Inggris menyatakan, "Mr Shithole, President of China arrives at 4PM" dan "Presiden of China, Mr Shithole, signed a guest record of the house of representatives".

Facebook menanggapi kekeliruan itu dalam pernyataannya pada Sabtu. Mereka menyebut, masalah teknis menjadi penyebab penerjemahan tersebut.

"Kami sudah memperbaiki masalah teknis yang menyebabkan kesalahan penerjemahan dari bahasa Burma ke bahasa Inggris di Facebook," kata juru bicara Facebook Andy Stone. "Ini seharusnya tidak terjadi dan kami akan memastikan agar kesalahan yang sama tidak terulang."

Facebook mengakui bahwa nama Presiden Xi Jinping belum dimasukkan ke dalam database yang menerjemahkan bahasa Burma ke bahasa Inggris.

Stone menyatakan bahwa jika sebuah kata belum ada di database, maka sistem penerjemah otomatis Facebook akan menebak terjemahannya dengan menggunakan suku kata yang mirip untuk menggantinya. Menurut raksasa media sosial tersebut, dalam bahasa Burma, kata lain yang dimulai dengan "xi" dan "shi" dapat diterjemahkan menjadi "shithole".

Pada Minggu (19/1) pagi, fungsi terjemahan otomatis dari bahasa Burma ke bahasa Inggris sudah tidak berfungsi pada sejumlah unggahan resmi di laman Facebook milik kantor Suu Kyi.

Saat berada di Myanmar, Presiden Xi dilaporkan berupaya memperkuat hubungan politik dan ekonomi dengan negara tersebut. Selama kunjungan dua hari itu, Xi dan Suu Kyi menandatangani sejumlah kesepakatan, termasuk rencana infrastruktur yang didukung Beijing. (BBC dan Al Jazeera)