sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Negosiasi dagang dihantui penerapan tarif baru AS atas produk China

Putaran pertama negosiasi dagang di Washington berlangsung pada Kamis (9/5) dan diprediksi akan berlanjut pada Jumat (10/5).

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Jumat, 10 Mei 2019 10:57 WIB
Negosiasi dagang dihantui penerapan tarif baru AS atas produk China

Negosiator dagang China dan Amerika Serikat telah mengakhiri pembicaraan pada Kamis (9/5), hari pertama dari dua hari yang dijadwalkan untuk menyelamatkan kesepakatan dagang yang nyaris runtuh. Kesepakatan terancam batal karena Washington bersiap untuk melanjutkan rencana kenaikan tarif atas barang-barang Tiongkok.

Ketegangan antara AS dan China meningkat setelah kemunduran besar dalam negosiasi pekan lalu ketika China merevisi rancangan kesepakatan dan melemahkan komitmen untuk memenuhi tuntutan AS atas reformasi perdagangan.

Sebuah sumber yang mengetahui perundingan dagang mengatakan, perubahan China pada bahasa draf kesepakatan dagang itu sangat luas, sehingga butuh waktu sebulan untuk memperbaikinya, dengan asumsi AS menolaknya.

Presiden AS Donald Trump merespons perubahan sikap China dengan mengancam akan menaikkan tarif. Seperti berbalas pantun, Tiongkok mengatakan akan mengambil langkah balasan jika itu terjadi. Perang dagang 10 bulan terakhir telah merugikan miliaran dolar perusahan di kedua negara.

Wakil Perdana Menteri China Liu He, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin bernegosiasi selama 90 menit pada Kamis. Kedua belah pihak diperkirakan akan melanjutkan pembicaraan pada Jumat (10/5) waktu setempat.

Mereka tidak merinci apapun kepada awak media saat mengakhiri pembicaraan. Dalam komentarnya kepada media pemerintah China sesaat setelah tiba di Washington, Liu He mengatakan bahwa kenaikan tarif sangat tidak menguntungkan kedua belah pihak.

"Kami datang ke sini kali ini, di bawah tekanan, ini menunjukkan ketulusan besar China dan kami ingin dengan tulus, percaya diri dan secara rasional menyelesaikan ketidaksepakatan atau perbedaan tertentu yang dihadapi Tiongkok dan AS. Menurut saya ada harapan," kata Liu He.

Hal senada disampaikan pula oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China Gao Feng. Pada Kamis, dia mengimbau AS untuk membantu menyelamatkan kesepakatan dagang. 

Sponsored

Gao Feng menuturkan bahwa keputusan untuk mengutus Wakil PM Liu He ke Washington di tengah ancaman kenaikan tarif menunjukkan ketulusan hati China.

Sebelum perundingan berlanjut pada hari kedua, AS berencana menaikkan bea atas barang-barang China senilai US$200 miliar, atau jadi 25% dari 10%. Kenaikan ini berlaku untuk kargo yang meninggalkan Tiongkok pada Jumat setelah pukul 12.01 EDT atau 11.01 WIB.

Produk konsumen, termasuk ponsel, komputer, pakaian dan mainan, akan sangat terpukul oleh kenaikan tarif terbaru ini. Tidak berhenti sampai di situ saja. Trump juga membidik barang-barang China yang sejauh ini tidak tersentuh oleh perang dagang senilai US$325 miliar. 

Trump, yang mengadopsi kebijakan proteksionis sebagai bagian dari agenda "America First" yang salah satu tujuannya mendongkrak manufaktur AS, menuduh China mengingkari komitmen yang dibuat selama negosiasi yang berlangsung selama berbulan-bulan.

"Kami semakin dekat dengan kesepakatan, kemudian mereka mulai menegosiasikannya kembali. Kami tidak menerimanya, tidak bisa," kata Trump di Gedung Putih.

Trump mengatakan jika kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan, AS akan memproduksi sendiri barang yang sekarang diproduksi China.

"Ini akan balik ke gaya lama, seperti yang biasa kita lakukan: Kita akan menghasilkan produk sendiri," ungkap orang nomor satu di Negeri Paman Sam itu. 

Data yang dirilis Kamis menunjukkan defisit perdagangan AS dengan China menyusut ke level terkecil dalam lima tahun pada Maret. Itu dapat menguatkan Trump ketika dia meningkatkan perang dagang dengan Tiongkok.

Rencana Washington untuk menaikkan tarif dapat memangkas pertumbuhan China sebesar 0,3 poin, tetapi menurut penasihat bank sentral China pada Jumat, penguatan ekonomi telah menjadi lebih tahan terhadap guncangan eksternal. 

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid