sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Oxford University setop pendanaan dari Huawei

Keputusan untuk menghentikan pendanaan dari Huawei muncul di tengah sorotan negatif yang diarahkan pada raksasa teknologi China itu.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Jumat, 18 Jan 2019 17:24 WIB
Oxford University setop pendanaan dari Huawei

Oxford University telah memutuskan untuk tidak melanjutkan pendanaan lebih lanjut dari raksasa teknologi China, Huawei. Keputusan ini diambil di tengah pengawasan yang tumbuh di Eropa atas hubungan perusahaan itu dengan pemerintah Beijing.

Huawei telah menjadi sorotan dalam beberapa bulan terakhir lewat penangkapan seorang eksekutifnya di Kanada dan seorang karyawan di Polandia. Ditambah lagi, kampanye oleh Amerika Serikat untuk memasukkan peralatan pabrikan Huawei dalam daftar hitam.

Dan dalam langkah yang dinilai merupakan pukulan terbaru untuk Huawei, Oxford University mengatakan telah memutuskan tidak akan mengejar peluang pendanaan baru untuk kontrak penelitian atau sumbangan filantropi dari Huawei dan grup perusahaan terkait. Namun, proyek yang ada akan terus berlanjut.

"Kami saat ini memiliki dua proyek yang tengah berjalan, dengan dana gabungan dari Huawei sebesar 692.000 euro," ungkap seorang juru bicara Oxford University pada Kamis (17/1) seraya menjelaskan bahwa Huawei telah diberitahu soal keputusan mereka.

Oxford University menerangkan, pihaknya membuat keputusan dalam keprihatinan publik yang timbul dalam beberapa bulan terakhir seputar kemitraan Inggris dengan Huawei.

Namun, seorang juru bicara Huawei mengaku bahwa perusahaan belum diberitahu terkait keputusan Oxford University dan akan menunggu penjelasan utuh.

"Kami telah beroperasi di Inggris sejak 2001, mempekerjakan 1.500 orang di sini dan telah menjalin kerja sama penelitian dengan 20 universitas lainnya di Inggris untuk mengembangkan teknologi masa depan," jelas juru bicara Huawei tersebut.

Huawei menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap bisnisnya di tengah kampanye global oleh Washington untuk mendorong negara-negara lain mempertimbangkan kembali penggunaan peralatan raksasa telekomunikasi tersebut dalam jaringan seluler mereka atas dasar isu keamanan.

Sponsored

Selandia Baru melarang penggunaan peralatan Huawei dan operator terkemuka Inggris mengambil langkah untuk menanggalkan peralatan yang ada, sementara kekhawatiran tumbuh di Kanada, Jepang, Prancis, Jerman, Polandia, Republik Ceko, dan sejumlah negara lain. Adapun Australia telah memblokir Huawei sebagai pemasok perangkat 5G dan sebelumnya mereka melarang Huawei terlibat dalam Jaringan Broadband Nasional.

Australia, AS, Inggris, Kanada, Selandia Baru tergabung dalam aliansi intelijen Five Eyes.

Pendiri Huawei Ren Zhengfei membuat penampilan yang terbilang langka dalam pekan ini, di mana dia berbicara di hadapan sejumlah media asing. Ren Zhengfei dengan tegas menyangkal tuduhan bahwa perusahaannya terlibat dalam spionase atas nama pemerintah China.

Ren Zhengfei menuturkan bahwa dia mencintai China dan mendukung Partai Komunis, namun tidak pernah diminta untuk berbagai informasi yang tidak patut tentang mitra Huawei.

"Saya pribadi tidak akan pernah merugikan kepentingan pelanggan serta saya sendiri, dan perusahaan saya tidak aakn menjawab permintaan seperti itu," ungkap Ren Zhengfei kepada wartawan di Shenzen.

Huawei sendiri telah memecat karyawannya yang berkewarganegaraan China di Polandia yang ditangkap atas tuduhan spionase. Sementara, eksekutif Huawei yang ditangkap di Kanada tidak lain adalah putri Ren Zhengfei, Meng Wanzhou. 

Meng Wanzhou ditangkap di Vancouver atas permintaan AS. Dia dituduh melanggar sanksi Iran. Setelah sempat dibui, Meng Wanzhou telah dibebaskan dan tengah menanti sidang ekstradisi. (The Straits Times)

Berita Lainnya
×
tekid