Pakistan tuduh India rencanakan serangan baru
Tuduhan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi pada Minggu (7/4).
Pakistan mengklaim intelijen mereka mendapat informasi yang dapat diandalkan bahwa India tengah merencanakan sebuah serangan militer bulan ini. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Shah Mehmood Qureshi pada Minggu (7/4).
"Ada kemungkinan agresi lain terhadap Pakistan dan menurut informasi kami tindakan ini dapat terjadi pada 16 dan 20 April," ungkap Qureshi.
Menlu Qureshi menuturkan bahwa dia membuat tuduhan itu secara bertanggung jawab. Agresi, menurutnya, bertujuan untuk meningkatkan tekanan diplomatik terhadap negaranya.
Pakistan dikabarkan telah memanggil wakil komisaris tinggi India untuk memprotes laporan tersebut.
Hubungan yang tegang antara kedua negara tetangga memburuk tahun ini ketika gerilyawan yang berbasis di Pakistan menewaskan puluhan polisi paramiliter India di Kashmir yang dikelola India.
India merespons peristiwa itu dengan serangan udara terhadap apa yang diklaimnya sebagai kamp pelatihan militan di wilayah Pakistan. Segera setelah itu, Pakistan menembak jatuh sebuah jet India di area Kashmir yang mereka kelola, dan menangkap pilotnya.
Beberapa hari kemudian, Pakistan melepas pilot India itu.
Serangan udara pada Februari melintasi Garis Kontrol (LoC) yang membagi wilayah India dan Pakistan di Kashmir, merupakan yang pertama kali terjadi sejak perang 1971.
Pakistan dan India adalah negara bertetangga yang sama-sama berkekuatan nuklir. Keduanya sama-sama mengklaim seluruh wilayah Kashmir yang mayoritas dihuni warga muslim, namun masing-masing hanya menguasai sebagian Kashmir.
Respons India
Merespons tuduhan, juru bicara Kementerian Luar Negeri India Raveesh Kumar mengatakan, Pakistan memiliki tujuan yang jelas untuk membangkitkan histeria perang di kawasan.
"Tipu muslihat publik ini tampaknya merupakan seruan kepada para teroris yang berbasis di Pakistan untuk melancarkan serangan teror ke India," kata Kumar.
India rejects the irresponsible and preposterous statement by the Foreign Minister of #Pakistan intended to whip up war hysteria in the region. This public gimmick appears to be a call to Pakistan-based terrorists to undertake a terror attack in India. https://t.co/Mvlurlt6e7 pic.twitter.com/WiKqN12XBf — Raveesh Kumar (@MEAIndia) 7 April 2019
Kumar bersikeras bahwa Pakistan tidak dapat membebaskan diri dari tanggung jawab atas pengeboman yang menewaskan polisi paramiliter India di Kashmir.
Negeri Hindustan telah lama menuduh Pakistan memberikan tempat berlindung bagi kelompok militan Jaish-e-Mohammad (JeM), yang telah mengklaim dalang di balik serangan terhadap polisi paramiliter India.
Perdana Menteri Imran Khan membantah negaranya memiliki peran dalam serangan tersebut. Dia telah menawarkan kerja sama jika India bisa membuktikan keterlibatan Pakistan.
India akan melangsung pemilu dalam tahun ini, dan rival PM Narendra Modi menuduh petahana menggunakan ketegangan dengan Pakistan untuk meningkatkan dukungan bagi partainya, BJP. Tuduhan tersebut telah dibantah BJP.
Pakistan telah menahan puluhan tersangka pasca-serangan di Kashmir, termasuk kerabat Masood Azhar, pendiri JeM.
Tuduhan atas serangan baru India dilontarkan pada hari yang sama ketika Pakistan melepaskan gelombang pertama dari 360 tahanan India.
Ke-100 orang yang dibebaskan pada hari Minggu sebagian besar adalah nelayan yang tersesat di perairan Pakistan.
Sumber : BBC