sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Para pemimpin Uni Eropa tandatangani draf Brexit

Brexit dijadwalkan berlangsung pada 31 Januari 2020.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 24 Jan 2020 19:47 WIB
Para pemimpin Uni Eropa tandatangani draf Brexit

Pada Jumat (24/1), Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel menandatangani perjanjian penarikan atau draf Brexit menjelang hengkangnya Inggris dari Uni Eropa pada 31 Januari.

"Charles Michel dan saya baru saja menandatangani perjanjian penarikan Inggris dari Uni Eropa, membuka jalan bagi ratifikasi oleh Parlemen Eropa," twit von der Leyen.

Pejabat Komisi Eropa yang menghabiskan lebih dari tiga tahun bernegosiasi terkait Brexit, Michel Barnier, berdiri di belakang dua pemimpin Uni Eropa dalam upacara penandatanganan.

Pada Rabu (29/1), Parlemen Eropa akan menggelar pemungutan suara untuk meratifikasi draf Brexit tersebut. Ratu Elizabeth II telah menandatangani dokumen itu pada Kamis (23/1).

Dalam twitnya, Michel mengatakan bahwa Uni Eropa dan Inggris akan tetap menjalin persahabatan.

"Kami akan memulai bab baru sebagai mitra dan sekutu," twit dia.

Sponsored
— Charles Michel (@eucopresident) January 24, 2020

Inggris akan cerai dari Uni Eropa setelah 46 tahun menjadi anggota blok tersebut. Selama masa transisi pasca-Brexit sampai akhir 2020, Inggris setuju untuk tetap mengikuti peraturan Uni Eropa.

Perjanjian penarikan yang disetujui oleh von der Leyen dan Michel telah dikirim ke Downing Street, London, untuk ditandatangani oleh Perdana Menteri Boris Johnson.

Von der Leyen dan sejumlah tokoh senior Uni Eropa lainnya skeptis tentang rencana pemerintah Inggris untuk menegosiasikan kesepakatan komprehensif mengenai hubungan masa depan Inggris-Uni Eropa sebelum akhir 2020. Mereka menilai, periode itu terlalu singkat untuk melakukan perundingan.

Namun, PM Johnson optimistis. Dia menegaskan bahwa kini Inggris dapat bergerak maju setelah bertahun-tahun dihantui persoalan Brexit.

Sebelumnya, Johnson menuturkan bahwa ada saat-saat di mana dia merasa Inggris tidak akan pernah mewujudkan Brexit.

"Kini kita dapat meninggalkan segala perselisihan selama tiga tahun terakhir dan fokus menciptakan masa depan yang cerah," tutur dia. (BBC)

Berita Lainnya
×
tekid