sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Partai Buruh akan gagalkan Perdana Menteri Inggris soal Brexit

PM Johnson membuat geram pihak oposisi karena memutuskan memperpanjang masa reses parlemen.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 30 Agst 2019 16:36 WIB
Partai Buruh akan gagalkan Perdana Menteri Inggris soal Brexit

Sebagai pihak oposisi, Partai Buruh Inggris menyatakan berencana menggagalkan upaya Perdana Menteri Boris Johnson yang membiarkan Inggris hengkang dari Uni Eropa tanpa kesepakatan atau no-deal Brexit. Upaya menggagalkan niat Johnson itu akan dilakukan dengan cara mengadakan debat darurat di parlemen pekan depan. 

Lebih dari tiga tahun setelah Inggris memilih cerai dari Uni Eropa, negara itu menuju krisis konstitusional terparah dalam beberapa dekade terakhir akibat konflik Brexit. Pada Rabu (28/8), PM Johnson membuat geram pihak oposisi karena memutuskan memperpanjang masa reses parlemen dari pertengahan September hingga 14 Oktober 2019. Dia juga menekankan Inggris akan hengkang pada 31 Oktober, dengan atau tanpa kesepakatan.

Juru Bicara Dewan Rakyat Inggris, John Bercow, mengecam langkah Johnson tersebut karena berupaya membatasi waktu parlemen dalam membahas Brexit. Seperti diketahui, Inggris dijadwalkan hengkang dari Uni Eropa pada 31 Oktober.

Pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn, mengatakan segera setelah parlemen kembali dari liburan musim panas pada Selasa (3/9), pihaknya akan mencegah terwujudnya no-deal Brexit. Menurutnya, no-deal akan merusak lapangan kerja dan ekonomi Inggris.

“Kami akan mencoba untuk menghentikan Johnson pada Selasa menggunakan proses parlementer untuk membuat legislasi guna mencegah no-deal Brexit. Selain itu, kami akan mencoba mencegahnya menangguhkan parlemen pada masa-masa krusial ini," kata Corbyn.

Selain Partai Buruh, lima partai oposisi lainnya mengeluarkan pernyataan bersama, yakni menyerukan PM Johnson untuk membiarkan legislator memilih apakah parlemen perlu ditangguhkan atau tidak.

Krisis Brexit

Setelah melalui negosiasi selama bertahun-tahun dan serangkaian krisis politik sejak referendum pada 2016, Brexit masih dipenuhi ketidakpastian. Uni Eropa mengimbau Inggris untuk memilih keluar dengan kesepakatan. Uni Eropa khawatir langkah Johnson menangguhkan parlemen meningkatkan risiko kekacauan menjelang Brexit. Para ekonom pun telah memprediksi no-deal Brexit akan berdampak buruk bagi perekonomian Inggris. 

Sponsored

Sementara itu, negosiator Brexit dari Inggris, David Frost, kini berada di Brussels, Belgia, untuk bertemu  Komisi Eropa. Namun dari keterangan Menteri Luar Negeri Belanda Stephan Blok, antara kedua belah pihak belum menemukan titik terang.

Namun demikian, kata Johnson, pembicaraan mengenai Brexit dengan Uni Eropa akan ditingkatkan menjadi dua kali seminggu. Pembicaraan akan dimulai pada September 2019. Langkah itu merupakan upaya untuk memperbaiki kembali kesepakatan Brexit yang telah berulang kali ditolak oleh parlemen.

"Sekarang saatnya bagi Inggris dan Uni Eropa untuk meningkatkan tempo. Peningkatan intensitas dan frekuensi pertemuan diperlukan jika kita ingin hengkang dengan kesepakatan," kata Johnson.

Sebelumnya, tenggat awal Brexit yang jatuh pada 29 Maret akhirnya ditunda karena Theresa May gagal menggalang dukungan anggota parlemen. Parlemen tiga kali menolak kesepakatan Brexit milik May.

Berita Lainnya
×
tekid