sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pascaledakan, situasi Kedubes AS di China kembali normal

Terlepas dari kehadiran profil keamanan yang tinggi, namun aktivitas di sekitar Kedubes AS di China telah berlangsung normal.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 26 Jul 2018 15:40 WIB
Pascaledakan, situasi Kedubes AS di China kembali normal

Ledakan yang terjadi di luar kompleks Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) di distrik Chaoyang, Beijing, China, pada hari Kamis (26/7) hanya melukai tersangka yang diidentifikasi seorang pria usia 26 tahun, ungkap polisi.

Polisi menyatakan bahwa ledakan dipicu oleh perangkat kembang api. Namun, dalam pernyataan terpisah, pihak Kedubes AS menggambarkan perangkat tersebut sebagai bom.

Lebih lanjut, polisi mengidentifikasi bahwa tersangka bermarga Jiang dan berasal dari kota Tongliao di Mongolia Dalam. Yang bersangkutan menderita luka di tangannya. 

Terlepas dari kehadiran profil keamanan yang tinggi, namun aktivitas di sekitar kompleks Kedubes AS berlangsung normal satu jam pascaledakan. Sejumlah orang masih mengantre di luar Kedubes AS dan lalu lintas bergerak seperti biasa di daerah timur laut Beijing, yang juga merupakan rumah bagi banyak misi diplomatik, seperti Prancis, India, dan Israel.

Staf di Kedubes India dan Korea Selatan yang gedungnya dekat dengan Kedubes AS mengatakan mereka bekerja seperti biasa dan tidak mengetahui adanya ledakan.

Juru bicara Kedubes AS mengatakan kepada NBC News bahwa ledakan terjadi sekitar pukul 13.00 waktu setempat di ruang publik di sudut tenggara kompleks misi diplomatik tersebut. Keterangan ini sama dengan yang diungkapkan oleh akun resmi polisi di media sosial Weibo.

Hingga kini penyelidikan masih berlangsung dan motif ledakan belum diketahui.

Surat kabar Global Times yang dikelola negara mengatakan sebelumnya polisi menahan seorang wanita yang menyemprot dirinya dengan bensin. Perempuan tersebut dicurigai hendak melakukan aksi bakar diri di luar Kedubes AS.

Sponsored

Aksi bakar diri terjadi secara sporadis sebagai bentuk protes di China dalam beberapa tahun terakhir. 
 

Sumber: ABC dan Quartz

Berita Lainnya
×
tekid