sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pascateror Selandia Baru, Facebook blokir nasionalisme kulit putih

Facebook mendapat tekanan pascaserangan teror Selandia Baru, di mana pelaku menyiarkan aksi kejinya secara langsung.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 28 Mar 2019 12:11 WIB
Pascateror Selandia Baru, Facebook blokir nasionalisme kulit putih

Facebook mengumumkan akan memblokir pujian, dukungan, dan representasi nasionalisme dan separatisme kulit putih di Facebook dan Instagram mulai minggu depan.

Raksasa media sosial itu juga berjanji untuk meningkatkan kemampuannya mengidentifikasi dan memblokir materi-materi dari kelompok-kelompok teroris.

Pengguna Facebook yang mencari istilah terkait hal-hal tersebut akan diarahkan ke sebuah badan amal yang memerangi ekstremisme sayap kanan.

Facebook mendapat tekanan setelah seorang pria pendukung nasionalisme kulit putih menyiarkan aksi kejinya menyerang dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, menewaskan 50 orang.

Sebelumnya, Facebook, telah mengizinkan beberapa konten nasionalisme kulit putih yang menurut mereka tidak rasialis, termasuk izin bagi pengguna untuk menyerukan pembentukan negara etnis kulit putih.

Perusahaan teknologi itu menuturkan bahwa mereka menganggap nasionalisme kulit putih sebagai bentuk ekspresi yang dapat diterima setara dengan hal-hal seperti American pride dan Nasionalisme Basque, yang merupakan bagian penting dari identitas masyarakat.

Tetapi lewat sebuah unggahan pada Rabu (27/3) disebutkan bahwa setelah tiga bulan berkonsultasi dengan anggota masyarakat sipil dan akademisi disimpulkan bahwa nasionalisme kulit putih tidak dapat dipisahkan secara utuh dari supremasi kulit putih dan kelompok kebencian terorganisir.

'Bukan hanya tukang pos'

Sponsored

Pascaserangan teror di Selandia Baru, sejumlah pemimpin dunia meminta Facebook untuk mengambil lebih banyak tanggung jawab atas materi-materi ekstremis yang diunggah di platform mereka.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan bahwa Facebook adalah "penerbit bukan hanya tukang pos". Pernyataannya itu mengacu pada potensi pertanggungjawaban mereka atas materi yang dibagi di platform mereka.

Facebook telah mengakui bahwa video serangan itu telah dilihat lebih dari 4.000 kali sebelum akhirnya dihapus. Mereka juga menuturkan bahwa dalam waktu 24 jam telah memblokir 1,2 juta salinan video pada titik pengunggahan dan menghapus 300.000 lainnya.

Sebuah kelompok yang mewakili muslim Prancis menggugat Facebook dan Youtube karena mengizinkan video serangan teror itu diunggah di platform.

Perusahaan teknologi lain juga mengambil langkah untuk menekan penyebaran video. Reddit melarang forum diskusi bernama "watchpeopledie" setelah kelompok itu berbagi video serangan.

Perusahaan pengembang gim, Valve, mengaku telah menghapus lebih dari 100 akun pengguna yang mengenang pelaku teror, seorang warga Australia berusia 28 tahun bernama Brenton Tarrant.

Sumber : BBC

Berita Lainnya
×
tekid