sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Paus Fransiskus janji tuntaskan kasus pelecehan seks oleh gereja

Paus Fransiskus menjanjikan akan mengambil langkah nyata terhadap kasus pelecehan seksual oleh anggota gereja.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 22 Feb 2019 18:21 WIB
Paus Fransiskus janji tuntaskan kasus pelecehan seks oleh gereja

Paus Fransiskus menjanjikan akan mengambil langkah nyata terhadap kasus pelecehan seksual oleh anggota gereja. Hal itu disampaikan Paus dalam sambutan pembukaan KTT Vatikan tentang pelecehan oleh gereja pada Kamis (21/2).

Sri Paus mengumpulkan para pemimpin Katolik dari seluruh dunia untuk menghadiri konferensi selama empat hari. Agenda pertemuan membahas skandal yang telah merusak kredibilitas Gereja Katolik di Amerika Serikat, Irlandia, Chili, Australia, dan tempat lainnya.

Pidato pembukaan Fransiskus ditujukan untuk melawan skeptisisme di antara kalangan korban yang menilai pertemuan itu sebagai pelatihan hubungan masyarakat.

"Menghadapi momok pelecehan seksual yang dilakukan oleh para anggota gereja terhadap anak di bawah umur, saya ingin berusaha menjangkau kalian," tutur Fransiskus.

Berbicara di depan hampir 200 hadirin, dia meminta para peserta KTT untuk mendengarkan tangisan anak-anak kecil yang mencari keadilan.

Fransiskus mengatakan para korban pelecehan pantas mendapatkan langkah konkret dan efisien untuk penyelesaian masalah, bukan sekadar kecaman.

Tanggapan atas KTT tersebut pun berbeda-beda, beberapa menyatakan optimisme mereka dan yang lainnya mengatakan upaya itu sudah terlalu terlambat.

Kardinal Ruben Salazar Gomez dari Bogota menuturkan, akar dari perilaku pelecehan seksual oleh anggota gereja tersebut tumbuh dari rumah. 

Sponsored

Sebagian besar uskup telah menutup diri mereka dalam mentalitas ahli agama dan beberapa mengira mereka dapat bertindak tanpa konsekuensi hukum.

"Musuh pertama ada di dalam diri kita sendiri, di antara kita para uskup, pastor, serta orang-orang yang ditahbiskan yang belum hidup sesuai dengan panggilan kita. Kita harus menyadari bahwa musuh ada di dalam," katanya.
Video pernyataan

Paus Fransiskus dan para peserta menonton video pernyataan lima korban pelecehan seksual oleh anggota gereja yang  menceritakan kisah-kisah menyakitkan mereka.

"Sejak usia 15 tahun, saya melakukan hubungan seksual dengan seorang pastor. Itu berlangsung selama 13 tahun. Saya hamil tiga kali dan dia membuat saya melakukan aborsi tiga kali, hanya karena dia tidak ingin menggunakan kondom atau kontrasepsi lainnya," kata seorang korban.

Dalam video itu, seorang warga Chili, Juan Carlos Cruz, mengatakan ketika dia melaporkan pelecehan kepada otoritas keagamaan, dia malah diperlakukan sebagai pembohong dan musuh gereja.

"Anda seharusnya menjadi tabib jiwa, tetapi justru Anda menjadi pembunuh jiwa dan pembunuh iman para orang percaya," tegasnya.

Kardinal Luis Tagle dari Filipina menangis ketika membaca pidatonya, menuturkan bahwa, "Luka telah ditimbulkan oleh kami, para uskup, kepada para korban."

21 poin refleksi

Sebuah daftar berisikan 21 poin refleksi yang ditulis oleh Paus Fransiskus dibagikan dalam KTT tersebut.

Poin pertama adalah bahwa setiap keuskupan harus memiliki langkah tegas yang harus diambil ketika kasus pelecehan muncul.

Langkah itu termasuk tindakan seperti memberi tahu otoritas sipil jika ada tuduhan substansial dalam kepatuhan terhadap hukum setempat, serta memastikan pihak dari luar gereja terlibat dalam investigasi pelecehan.

"Setelah sekian lama, menyusun buku pegangan sungguh menggelikan," kata Peter Isely, korban yang dilecehkan oleh seorang pendeta ketika masih kecil dan kini memimpin kelompok advokasi Ending Clergy Abuse.

Sebagian besar dari 21 poin dalam titik relfeksi tersebut sudah dipraktikkan di negara-negara seperti AS.

Sedangkan di Irlandia, skandal pelecehan seksual menghancurkan kekuatan gereja yang empat dekade lalu mendominasi masyarakat.

Dalam empat tahun terakhir, masyarakat Irlandia menyetujui aborsi dan pernikahan sesama jenis, hal-hal yang ditentang oleh Vatikan.

Pada 2018 di Chili, semua uskup negara itu menawarkan pengunduran diri mereka kepada Paus Fransiskus akibat skandal pelecehan seksual besar-besaran.

Pemimpin umat Katolik menerima tujuh pengunduran diri dan mencabut dua orang lainnya dari jabatan kependetaan.

Sebuah laporan oleh dewan juri di Pennsylvania pada 2018 mengungkapkan bahwa para pastor telah melakukan pelecehan seksual terhadap sekitar 1.000 orang selama tujuh dekade di negara bagian AS itu saja.

Sebelum KTT dimulai, beberapa kelompok korban menganggap acara itu sebagai upaya untuk membersihkan citra Gereja Katolik.

Anne Barrett-Doyle dari bishop-accountability.org, yang melacak kasus-kasus pelecehan di seluruh dunia, mengatakan dia terkejut mendengar sambutan pembukaan Paus Fransiskus.

"Saya pikir pembukaan itu hanya akan menjadi sesi pengajaran, tetapi dia berbicara tentang tindakan konkret. Itu hal yang bagus, tapi mari kita lihat bagaimana implementasinya," ungkapnya. (The Straits Times)

Berita Lainnya
×
tekid