sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PBB: Satu-satunya pilihan untuk Palestina adalah solusi dua negara

Sekjen PBB menyerukan agar para pemimpin Palestina dan Israel memulihkan kepercayaan pada janji Resolusi 181.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 29 Nov 2018 18:41 WIB
PBB: Satu-satunya pilihan untuk Palestina adalah solusi dua negara

Solusi dua negara di mana Israel dan Palestina hidup berdampingan sebagai negara-negara yang berdaulat masih satu-satunya pilihan untuk perdamaian abadi. Hal tersebut ditegaskan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Rabu (28/11), menandai Hari Solidaritas Internasional Bersama Masyarakat Internasional.

Majelis PBB mengadopsi Resolusi 181 tentang pembagian wilayah pada tahun 1947, namun hingga saat ini belum berdiri sebuah negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.

Guterres menyerukan agar para pemimpin Palestina dan Israel memulihkan kepercayaan pada janji Resolusi 181, yakni dua negara yang hidup berdampingan dalam perdamaian dan keamanan, memenuhi aspirasi nasional yang sah dari kedua rakyat, dengan perbatasan berdasarkan tapal batas 1967 dan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina. Demikian seperti dikutip dari laman resmi PBB.

Menurut Guterres, Resolusi 181 adalah satu-satunya cara untuk memenuhi hak-hak rakyat Palestina yang tidak dapat dicabut.

Presiden Majelis Umum PBB María Fernanda Espinosa turut menyoroti solidaritas terhadap rakyat Palestina.

"Saya ingin menekankan hal ini, 'PBB relevan untuk semua'," ungkap Espinosa. "Solidaritas kami terhadap rakyat Palestina tidak boleh berakar hanya karena simpati ... Rakyat Palestina berhak mendapat lebih dari itu."

Espinosa mengatakan, bagian dari janji PBB untuk tidak meninggalkan siapa pun di belakang berarti melakukan segala sesuatu dengan kekuatan kami untuk mengakhiri mimpi buruk mereka (rakyat Palestina) saat ini.

Perempuan berusia 54 tahun tersebut menambahkan bahwa tidak cukup dengan hanya mengadvokasi atas nama rakyat Palestina. Espinosa menyerukan perlunya tanggapan segera atas krisis kemanusiaan yang sudah berlangsung lama dan kompleks yang timbul dari konflik dan ketidakpercayaan selama beberapa dekade.

Sponsored

"Keadaan rakyat Palestina tetap menjadi luka di hati nurani kita," katanya "Dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk menekan urgensi perlunya resolusi yang cepat."

Berita Lainnya
×
tekid