sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PBB serukan penyelidikan atas kematian mantan Presiden Mesir

Mantan Presiden Mesir Mohamed Mursi meninggal setelah sempat pingsan saat menjalani persidangan.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 19 Jun 2019 15:38 WIB
PBB serukan penyelidikan atas kematian mantan Presiden Mesir

PBB menyerukan penyelidikan yang menyeluruh dan transparan atas kematian Mohamed Mursi (67). Menurut putra-putranya, mantan Presiden Mesir itu meninggal setelah sempat menderita serangan jantung saat menjalani persidangan yang mendakwanya dengan tuduhan spionase.

Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk HAM pada Selasa (18/6) mengatakan, penyelidikan harus mencakup seluruh aspek perawatan Mursi selama hampir enam tahun penahanannya.

Mursi, pemimpin pertama Mesir yang terpilih secara demokratis, dimakamkan pada Selasa pagi dengan diiringi pihak keluarga.

"Kekhawatiran telah dikemukakan mengenai kondisi penahanan Mursi, termasuk akses ke perawatan medis yang memadai, serta akses ke pengacara dan keluarganya," ungkap juru bicara Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Rupert Colville. 

"Penyelidikan harus dilakukan oleh pengadilan atau otoritas kompeten lainnya yang independen dari pihak yang ditahan dan diberi mandat untuk melakukan investigasi yang cepat, tidak memihak, dan efektif mengenai keadaan dan penyebab kematiannya," imbuhnya.

Pemerintah Mesir sendiri telah menolak tuduhan bahwa Mursi diperlakukan dengan buruk.

Mursi digulingkan lewat kudeta militer yang dipimpin presiden saat ini, Abdel Fattah el-Sisi, pada 3 Juli 2013, setelah berkuasa hampir satu tahun. Tidak lama kemudian dia berstatus tahanan rumah sebelum akhirnya dipindah ke penjara. 

Kematian Mursi, tokoh Ikhwanul Muslimin yang saat ini menjadi organisasi terlarang, menimbulkan duka bagi banyak pihak.

Sponsored

"Saya berduka, bagi saya dan seluruh orang bebas di dunia, atas kematian seorang pejuang besar di jalan kebebasan," ungkap Tawakkol Karman, seorang penerima Nobel Perdamaian.

Di Doha, Qatar, ratusan orang yang berduka berkumpul di sebuah masjid untuk memberikan penghormatan kepada Mursi. Hadir dalam kesempatan itu mantan pemimpin Hamas, Khaled Meshaal.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan turut menghadiri acara pemberian penghormatan terakhir bagi Mursi di Istanbul.

Di Masjid Fatih, di mana ribuan orang melaksanakan salat jenazah, Erdogan menyebut Mursi sebagai martir. Dia menyalahkan pihak yang disebutnya tiran Mesir atas kematian Mursi sekaligus menegaskan bahwa dirinya tidak percaya jika Mursi meninggal karena sebab-sebab alami.

Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Murad Sezer/djo/AWW

"Saya tidak percaya bahwa ini adalah kematian yang normal," sebut Erdogan.

Erdogan, salah satu pendukung Mursi, mengecam pemerintah Mesir karena melangsungkan pemakaman Mursi secara diam-diam, di mana hanya sejumlah kecil anggota keluar dan orang kepercayaan Mursi yang hadir.

Permintaan keluarga untuk menguburkan Mursi di kota kelahirannya ditolak.

Meski demikian, para pelayat masih berkumpul di rumah sang mantan presiden di Provinsi Sharqiya untuk memberikan penghormatan terakhir mereka.

Politikus oposisi Mesir yang berada di pengasingan Ayman Nour menjuluki Mursi sebagai seorang martir yang dibunuh dengan sengaja.

Amr Darrag, tokoh senior Ikhwanul Muslimin, yang juga tinggal di pengasingan mengatakan, "Sisi adalah pembunuh dan harus ada penyelidikan internasional yang independen."

Amnesty International dan Human Rights Watch (HRW) juga menyerukan penyelidikan yang kredibel atas kematian Mursi.

"Pemerintah Mesir hari ini memikul tanggung jawab atas kematiannya, mengingat kegagalan mereka untuk memberinya perawatan medis yang memadai atau hak-hak dasar tahanan," ungkap Sarah Leah Whitson, direktur eksekutif divisi HRW di Timur Tengah dan Afrika Utara.

"Dia dipenjara dan diperlakukan lebih buruk daripada kondisi yang sudah mengerikan bagi para tahanan Mesir," tambahnya.

Whitson mengutuk kematian Mursi yang mengerikan, namun mengatakan bahwa ini sepenuhnya dapat diprediksi.

"Pemerintah Mesir telah mengetahui dengan sangat jelas tentang kondisi medisnya yang menurun. Dia kehilangan cukup banyak berat badan, beberapa kali pingsan di pengadilan dan ditahan di sel isolasi hampir sepanjang waktu," terang Whitson.

Mursi terpilih pada 2012 atau setahun setelah pemberontakan yang menggulingkan Hosni Mubarak.

Pada saat kematiannya, Mursi, menghadapi sejumlah tuntutan hukum yang menurut dia dan banyak kelompok HAM serta pengamat independen, bermotivasi politik.

Saat ini ribuan anggota Ikhwanul Muslimin yang ditangkap dalam tindakan keras pascakudeta 2012 masih mendekam di balik jeruji besi.  

Sumber : Al Jazeera

Berita Lainnya
×
tekid