sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ancaman banjir bandang, PBB tagih komitmen dunia kurangi emisi gas rumah kaca

Perserikatan Bangsa-Bangsa peringatkan negara-negara di dunia tentang komitmen menjaga kenaikan suhu udara.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Rabu, 27 Okt 2021 10:54 WIB
Ancaman banjir bandang, PBB tagih komitmen dunia kurangi emisi gas rumah kaca

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali mempertegas peringatan kepada negara-negara di dunia tentang komitmen menjaga kenaikan suhu udara tidak lebih dari 1,5 derajat celcius. Pembahasan mengenai krisis iklim ini akan menjadi agenda pokok dalam UN COP26 Climate Conference di Glasgow, Inggris 31 Oktober-12 November 2021 mendatang.

Seperti ditulis Reuters. Akhir tahun ini adalah batas waktu bagi komitmen penurunan emisi secara besar-besaran menjadi maksimal hanya 2 derajat celcius di atas masa pra-industrial. Untuk mencapai target ini berarti kenaikan suhu udara tidak boleh lebih dari 1,5 derajat celcius.

Pasalnya, krisis iklim yang berdampak pada banjir bandang di seluruh dunia tahun ini diperkirakan bakal lebih parah di masa depan apabila krisis iklim tak segera ditangani. Padahal perkara ini sudah mengemuka sejak perjanjian Paris diteken 2015 lalu.

Organisasi Meteorologi di bawah naungan PBB menyebutkan, jelang pembukaan COP Climate Conference di Glasgow dua minggu mendatang, konsentrasi gas rumah kaca telah mencapai rekor tertinggi dan jauh dari kata terkendali.

Sponsored

Laporan United Nation Environment Program (UNEP) tentang kesenjangan emisi gas rumah kaca menyebutkan, jumlah emisi yang ditekan dan emisi yang muncul hanya akan memenuhi 7,5% dari target perjanjian Paris di tahun 2030 mendatang.

Jika kondisi ini terus-menerus berlanjut, maka kenaikan suhu akan mencapai 2,7 derajat celcius atau jauh di atas target. Padahal Perjanjian Paris mengharuskan kenaikan suhu udara maksimal ada di angka 1,5 derajat celcius. Itu artinya sebagian besar negara masih harus mengendalikan suhu udara menjadi 55% lebih rendah.

Dengan kondisi ini, negara-negara yang tergabung dalam G-20 pun menyatakan masih jauh dari komitmen zero emission pada 2030 mendatang.

Berita Lainnya
×
tekid