sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pejabat Pilpres AS: Tidak ada bukti kecurangan dalam pemilu

Presiden Donald Trump sejauh ini menolak untuk mengakui kekalahannya dalam Pilpres AS 2020.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 13 Nov 2020 19:03 WIB
Pejabat Pilpres AS: Tidak ada bukti kecurangan dalam pemilu

Petinggi keamanan siber federal dan pemilihan negara bagian menolak klaim penipuan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2020.

Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (12/11), mereka mengatakan bahwa Pilpres 2020 adalah pemilu yang paling aman sepanjang sejarah AS.

"Tidak ada bukti bahwa sistem pemungutan suara menghapus atau kehilangan suara, memanipulasi suara, atau dengan cara apa pun dikompromikan," menurut pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Dewan Koordinasi Pemerintah Infrastruktur Pemilu.

Kelompok itu berada di bawah badan keamanan pemilihan federal negara tersebut, Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA).

"Meskipun, kami tahu ada banyak klaim yang tidak berdasar untuk informasi yang salah tentang proses pemilihan kali ini, kami dapat meyakinkan Anda bahwa kami memiliki kepercayaan penuh pada keamanan dan integritas pilpres," jelas pernyataan itu.

Presiden Donald Trump sejauh ini menolak untuk mengakui kekalahannya dalam Pilpres AS, meskipun para pejabat mengatakan mereka tidak menemukan tanda-tanda penyimpangan atau penipuan yang serius.

Presiden Grup Eurasia, Ian Bremmer menilai, Trump berhak untuk mengajukan tuntutan hukum yang menentang hasil pilpres, kasus hukum yang diajukan oleh tim kampanyenya adalah langkah yang sembrono dan bodoh.

"Presiden Trump, dia kalah dalam pemilihan, semua media sudah memproyeksikannya. Tidak ada bukti penipuan. Bahkan jika ada penipuan, tidak terbayangkan bahwa itu akan meningkatkan jumlah suara dan sepenuhnya mengubah hasil pemungutan suara," tutur Brenner.

Sponsored

Pernyataan pada Kamis datang ketika presiden terpilih AS, Joe Biden, diproyeksikan untuk unggul jauh di Negara Bagian Arizona.

Kemenangan tersebut telah memperluas keunggulan electoral college untuk Biden, yang telah mulai menyusun tim transisinya untuk Gedung Putih.

Pemerintahan Trump sejauh ini menolak untuk berkoordinasi dengan tim transisi Biden. Badan federal yang bertugas mengalokasikan dana untuk transisi kekuasaan juga belum mengakui Biden sebagai pemenang. Hal ini memblokir tim Biden untuk mengakses informasi dan pengarahan intelijen.

Lebih dari 160 mantan pejabat keamanan nasional juga memperingatkan bahwa penolakan pemerintahan Trump untuk mengakui kemenangan Biden menimbulkan risiko serius bagi keamanan nasional. (Deustche Welle)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid