sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemerintah Inggris kalah dalam pemungutan suara Brexit

Sejumlah skenario mungkin terjadi pasca-kekalahan ini. Salah satunya, pemerintahan PM Theresay May dapat digulingkan.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 15 Jan 2019 19:16 WIB
Pemerintah Inggris kalah dalam pemungutan suara Brexit

Perdana Menteri Inggris Theresa May menghadapi kekalahan telak dalam pemungutan suara bersejarah di parlemen pada Selasa (15/1), atas kesepakatan Brexit yang telah dia capai dengan Uni Eropa. Kini, kekuatan ekonomi kelima terbesar di dunia itu pun berada dalam situasi tidak pasti.

Sejumlah skenario mungkin terjadi pasca-kekalahan ini seperti pemerintahan May dapat digulingkan, Brexit tanpa kesepakatan, referendum kedua bisa terjadi, atau bahkan keseluruhan proses Brexit dibatalkan.

Dengan sisa waktu dua bulan hingga tenggat Brexit yang dijadwalkan pada 29 Maret, Inggris masih terpecah belah atas apa yang akan terjadi selanjutnya dan satu-satunya ketegangan atas pemungutan suara adalah skala kekalahan May.

Seruan terakhir May kepada para anggota parlemen dinilai gagal memberinya dukungan.

Seorang juru bicara pemerintah Jerman pada hari Selasa membantah laporan di tabloid The Sun yang menyebutkan, Kanselir Jerman Angela Merkel melalui telepon telah menyarankan kepada May bahwa Uni Eropa dapat memberikan konsesi tambahan jika terjadi kekalahan.

"Kanselir tidak memberikan jaminan," katanya.

Sebelumnya, penentangan terhadap kesepakatan telah memaksa May untuk menunda pemungutan suara pada Desember lalu dengan harapan memenangkan konsesi tambahan dari Brussels tetapi para pemimpin Uni Eropa hanya menawarkan serangkaian klarifikasi dan telah mengesampingkan negosiasi ulang kesepakatan.

Pemungutan suara adalah klimaks dari lebih dari dua tahun debat nasional yang intens setelah referendum Brexit yang mengejutkan di tahun 2016.

Sponsored

Mereka yang pro dan anti-Brexit menentang perjanjian itu karena berbagai alasan dan banyak yang khawatir hal itu akan mengunci Inggris ke dalam hubungan perdagangan yang tidak menguntungkan dengan Uni Eropa.

Juru kampanye pro dan anti-Brexit berunjuk rasa di luar parlemen menjelang pemungutan suara. Satu poster bertuliskan "Keanggotaan UE adalah Kesepakatan Terbaik", ketika yang lain berbunyi, "Tidak Ada Kesepakatan? Tidak Ada Masalah!"

Ketidakpastian Brexit telah memukul ekonomi Inggris dengan keras. Kelompok lobi Masyarakat Produsen dan Pedagang Motor (SMMT) pada Selasa memperingatkan anggota parlemen bahwa keluarnya Inggris dari Uni Eropa akan menjadi "bencana".

Alih-alih menyembuhkan perpecahan yang diekspos oleh referendum Brexit, pemungutan suara telah menyalakannya kembali. Anggota parlemen pro-Eropa yang berkampanye untuk memberikan suara kedua mengatakan mereka menghadapi ancaman pembunuhan dan pelecehan di luar parlemen.

Pemimpin oposisi Partai Buruh Jeremy Corbyn mengatakan May telah sepenuhnya dan benar-benar gagal untuk meredakan kekhawatiran anggota parlemen. Corbyn menegaskan jika partainya akan menyerukan mosi tidak percaya. (AFP)

Berita Lainnya
×
tekid