sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemilu Hong Kong: Kubu prodemokrasi panen suara

Pemilu dewan distrik Hong Kong pada Minggu (24/11) relatif tenang dan damai.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 25 Nov 2019 09:51 WIB
Pemilu Hong Kong: Kubu prodemokrasi panen suara

Hasil awal pemilu dewan distrik Hong Kong menunjukkan pencapaian bersejarah bagi gerakan prodemokrasi kota itu. Pada kandidat prodemokrasi dilaporkan berhasil memenangkan 278 kursi, sementara kandidat pro-Beijing hanya 42 kursi.

Meski sempat ada kekhawatiran bahwa pemilu yang berlangsung pada Minggu (24/11) dapat terganggu atau dibatalkan atas alasan kerusuhan, namun kenyataannya pemungutan suara berjalan damai.

Pemilu dipandang sebagai ujian dukungan bagi pemerintah setelah kota itu dilanda protes dan bentrokan.

Junius Ho, seorang anggota parlemen pro-Beijing yang kehilangan kursi dalam pemilu kali ini mengatakan, "Langit dan Bumi telah terbalik." 

Ho menjadi korban penusukan pada awal bulan ini oleh seorang pria yang berpura-pura menjadi pendukungnya. Dalam beberapa kesempatan, Ho secara terbuka menyuarakan dukungannya bagi kepolisian Hong Kong. Pada Juli, dia terekam kamera berjabat tangan dengan sekelompok pria, yang diduga sebagai anggota triad, yang menyerang para demonstran prodemokrasi.

Sementara itu, Jimmy Sham, aktivis politik yang belum lama ini terkenal sebagai pemimpin Front Hak Asasi Manusia Sipil, kelompok kampanye yang bertanggung jawab mengatur sejumlah protes, memenangi kursi setelah mencalonkan diri untuk pertama kalinya.

Sham juga pernah diserang dua kali, salah satunya dengan palu. Kepada Reuters, Sham mengatakan bahwa pemilu kali ini istimewa karena merupakan konfrontasi resmi antara partai pro-Beijing versus prodemokrasi.

Pernyataan senada disampaikan oleh aktivis prodemokrasi Joshua Wong, yang telah dilarang ikut dalam pemilu. Kandidat yang menggantikannya dilaporkan menang.

Sponsored

"Ini bersejarah. Hasil awal menunjukkan kemenangan besar bagi kubu oposisi. Warga Hong Kong telah berbicara, keras, dan jelas. Komunitas internasional harus mengakui bahwa hampir enam bulan kemudian opini publik tidak berbalik menentang gerakan (prodemokrasi)," twit Wong.

Anggota dewan distrik Hong Kong memiliki sedikit kekuatan politik. Tugas utama mereka menangani sejumlah isu lokal seperti rute bus dan pengumpulan sampah, sehingga lazimnya pemilu dewan distrik tidak memicu gairah para pemilih.

Namun, di bawah sistem pemilihan Hong Kong, 117 anggota dewan distrik juga akan duduk di komite beranggotakan 1.200 orang yang akan memilih ketua eksekutif. Jadi, kemenangan besar bagi prodemokrasi pada akhirnya dapat diterjemahkan lebih luas, yaitu menentukan siapa menjadi pemimpin kota itu berikutnya.

Jumlah pemilih terdaftar mencapai 4,1 juta orang atau lebih dari setengah populasi Hong Kong. Lebih dari 2,9 juta orang atau lebih dari 71% memberikan suara untuk 452 kursi yang tersedia, berbeda jauh dari Pemilu 2015 yang hanya mencapai 47%.

Hasil pemilu awal kali ini dinilai mencerminkan respons masyarakat kota itu terhadap penanganan krisis oleh Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam.

"Menghadapi situasi yang sangat menantang, saya dengan senang mengatakan ... Lingkungan relatif tenang dan damai untuk pemilu hari ini," kata Lam usai pemungutan suara.

Sumber : BBC

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid