sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemilu Mesir, presiden petahana menang

Presiden petahana atau incumbent Abdel Fattah el-Sisi dipastikan menang dan kembali menjadi orang nomor satu di Mesir.

Dika Hendra
Dika Hendra Kamis, 29 Mar 2018 18:55 WIB
Pemilu Mesir, presiden petahana menang

Presiden petahana atau incumbent Abdel Fattah el-Sisi dipastikan menang dan kembali menjadi orang nomor satu di Mesir. Namun, pemilihan umum di negara yang terletak di delta Sungai Nil ini minim partisipasi masyarakat untuk mencoblos.

Tempat pemunguatan suara (TPS) telah ditutup setelah pemilu presiden yang digelar selama tiga dari Senin (26/3) hingga Rabu (28/3) lalu. Pemilu yang digelar cukup lama selama tiga hari itu bertujuan untuk menarik warga untuk memberikan suara.

Faktanya, jumlah pemilih sangat terbatas. Padahal segala upaya telah dilakukan otoritas untuk mendatangkan warga untuk memberikan suara. Mulai dari insentif bagi warga yang memberikan suara hingga pemberlakuan denda bagi penduduk yang golput.

Ya, pemilu itu memang sudah menskenariokan kalau pemenangnya adalah petahana Abdel Fattah al-Sisi. Tapi, dia butuh legitimasi di mana tingkat partisipasinya tinggi dibandingkan pemilu sebelumnya. Jika tidak, Sisi pun dianggap sebagai presiden yang kurang memiliki legitimasi.

Selama tiga hari, TPS sepi. Hanya beberapa orang yang memberikan suara. Jumlah tingkat partisipasi sekitar 47% atau lebih rendah dibandingkan pemilu 2014 silam. Di pinggiran Kairo, jumlah pemilih yang memberikan suara hanya 1.306 orang dari 4.600 warga yang memberikan suara. Padahal, Sisi menyarankan agar masyarakat memberikan suara di mana jumlah warga yang memiliki hak suara mencapai 60 juta.

Lasheen Ibrahim, ketua komisi pemilu nasional, berulang kali meminta warga Mesir untuk datang ke TPS dan memberikan suara. “Deklarasikan kepada dunia bahwa Mesir selalu membuat sejarah, dan pembuat peradaban,” ujarnya dilansir Al Jazeera.

Pemerintah Mesir mengancam akan memberlakukan denda sebesar US$28 atau sekitar Rp 385.000 bagi warga yang tidak memberikan suara. Padahal, pemilu sebelumnya tidak ada ancaman denda seperti itu.

“Pemerintah berpikir dengan memberikan ancaman akan menaikkan tingkat partisipasi. Ternyata tidak memberikan dampak,” ujar Magdy, warga Mesir.  Kemudian, Maha, penduduk Mesir lainnya, mengaku tidak memberikan suara karena pemilu tidak ada manfaatnya. “Saya lebih baik membayar denda dibandingkan menghabiskan waktu berjam-jam di TPS. Pemilu itu hanya referendum, bukan pemungutan suara,” kritik Maha.

Sponsored

Namun, para pendukung Sisi tetap merayakan pemilu itu sebagai bentuk kemenangan bagi idola mereka. Lagu patriotisme diputar untuk memompa semangat. Baik laki-laki dan perempuan membawa bendera Mesir. Mereka juga menari bersama. “Sisi itu pemimpin kuat dan berani,” ujar Antoine (56) penduduk Mesir.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid