sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemimpin Hong Kong kembali minta maaf

Ini merupakan kali kedua pemimpin Hong Kong meminta maaf terkait RUU ekstradisi.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 18 Jun 2019 19:16 WIB
Pemimpin Hong Kong kembali minta maaf

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam kembali meminta maaf atas RUU ekstradisi yang memicu protes besar-besaran. Dia mengakui bahwa tidak mungkin meloloskan RUU itu saat ini.

"Saya pribadi yang harus memikul banyak tanggung jawab. Ini telah memicu kontroversi, perselisihan dan kecemasan dalam masyarakat," kata Lam. "Untuk itu, saya menyampaikan permintaan maaf yang sangat tulus ke seluruh warga Hong Kong."

Ditanya kenapa tidak mengundurkan diri atau mencabut RUU tersebut, Lam menjawab, fakta bahwa dia menangguhkan pembahasan RUU itu menunjukkan bahwa dia mendengar tuntutan publik.

"Kecuali pemerintah dapat menangani kekhawatiran tentang RUU, kami tidak akan melanjutkan pembahasan dengan legislatif lagi," imbuhnya.

Ini merupakan kali kedua Lam meminta maaf setelah pada Minggu (16/6) dia mengungkapkan pernyataan senada.

Jutaan orang dilaporkan telah turun ke jalan-jalan di Hong Kong untuk menentang RUU kontroversial, yang memungkinkan ekstradisi ke China.

Para pengunjuk rasa menyerukan agar RUU itu dicabut dan Lam mengundurkan diri.

Dalam pidatonya, Lam tidak menjanjikan RUU ekstradisi akan dicabut. Namun, dia mengatakan draf itu tidak akan dihidupkan kembali sampai ketakutan orang-orang diatasi.

Sponsored

Hong Kong telah menjadi bagian dari China sejak 1997 di bawah prinsip "satu negara, dua sistem", yang memungkinkan kota tersebut menikmati kebebasan yang tidak diizinkan di Tiongkok.

Para kritikus mengatakan RUU itu akan mengirimkan orang-orang ke sistem peradilan China yang sangat cacat dan mengarah pada erosi lebih lanjut terhadap independensi peradilan kota.

Penyelenggara protes mengatakan mereka kecewa karena Lam tidak mengundurkan diri dan mengatakan akan menggelar rapat untuk memutuskan tindakan selanjutnya.

Aktivis pro-demokrasi terkemuka, Joshua Wong, yang dibebaskan dari penjara kemarin, mengatakan kepada Wall Street Journal, "Ketika satu juta orang berdemo kami mendapat penangguhan, ketika dua juta orang berunjuk rasa yang kami dapat adalah maaf. Berapa banyak orang yang dia inginkan untuk turun ke jalan?."

Abi, seorang pemrotes berusia 20 tahun yang hanya ingin diidentifikasi dengan nama depannya, mengatakan bahwa dia melihat permintaan maaf Lam sebagai tidak tulus.

"Saya masih berpendapat bahwa dia harus mundur. Jika dia meminta kesempatan kedua, setidaknya dia harus menunjukkan bahwa dia layak mendapatkannya, dengan sepenuhnya menarik RUU. Kami tidak percaya padanya."

China sendiri telah menegaskan dukungan mereka, baik terhadap Lam maupun RUU ekstradisi.

Sumber : BBC

Berita Lainnya
×
tekid