sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemimpin UE capai kesepakatan atas migran

Para pemimpin Uni Eropa berhasil mencapai kesepakatan mengenai kebijakan migrasi, setelah berunding selama sepuluh jam di Belgia.

Dika Hendra
Dika Hendra Jumat, 29 Jun 2018 18:41 WIB
Pemimpin UE capai kesepakatan atas migran

Para pemimpin Uni Eropa (UE) berhasil mencapai kesepakatan mengenai kebijakan migrasi. Itu dicapai setelah berunding selama sepuluh jam di Brussels, Belgia.

Italia, pintu masuk ribuan migran dari Afrika, mengancam akan mem-veto kesimpulan pertemuan itu jika tidak ada bantuan dalam penanganan migran. Perundingan berakhir pada Jumat pagi (29/6) sebelum akhirnya kompromi bisa dicapai.

Para pemimpin UE akhirnya sepakat membentuk pusat migran baru yang didirikan di basis sukarelawan negara UE. Pusat itu nantinya akan memproses migran asli. Sementara, migran ilegal akan dikembalikan lagi ke negara asalnya. Kesepakatan itu sendiri disampaikan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk.

Mengenai pertemuan maraton itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengungkapkan kerja sama Eropa akan menyelesaikan isu migran. Macron bersama 27 pemimpin UE lainnya juga sepakat memperkuat kontrol perbatasan. UE juga akan memberikan bantuan keuangan untuk Turki, Maroko, dan negara-negara di Afrika Utara.

Perdana Menteri (PM) Italia Giuseppe Conte sebelumnya mengatakan akan mem-veto kesimpulan komunike bersama, hingga para pemimpin sepakat mengenai isu imigrasi. Italia dan Yunani ingin negara lain juga berbagi penderitaan menjadi negara yang menjadi pintu gerbang migran.

Di sisi lain, Kanselir Angela Merkel mengungkapkan isu migran menjadi hal penting untuk diselesaikan bersama oleh UE. Merkel sendiri datang ke pertemuan di Brussels di tengah tekanan di dalam negeri, agar mencegah kedatangan migran baru.

Tenggat itu dibatasi Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer, dari mitra koalisi CSU, hingga pekan ini. Horst mengancam akan mengusir migran dari perbatasan negara bagiannya. Tanpa CSU, Merkel bisa kehilangan dukungan di parlemen.

Gelombang kedatangan kelompok migran sendiri mengalir karena konflik di Suriah dan perang di Afrika. Mereka mencari suaka untuk menyelamatkan diri. Tak lama, isu soal migran makin panas, ketika banyak kapal penyelamat migran dilarang masuk ke pelabuhan Italia. Umumnya, kapal itu milik lembaga amal Jerman, Lifeline. Akhirnya, kapal penyelamat kemanusiaan itu diizinkan mendarat di Malta setelah Norwegia menyatakan siap menampung migran yang diangkut Lifeline.

Sponsored
Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid