sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pengkhianatan ajudan, kunci penangkapan bos ISIS Baghdadi

Bos ISIS Abu Bakr al-Baghdadi tewas dalam sebuah operasi oleh pasukan khusus AS pada Sabtu (26/10) di Idlib, Suriah.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 28 Okt 2019 11:46 WIB
Pengkhianatan ajudan, kunci penangkapan bos ISIS Baghdadi

Dalam perburuan panjang untuk menangkap Abu Bakr al-Baghdadi, tim intelijen Irak mendapat secuil titik terang pada Februari 2018 setelah seorang ajudan pemimpin ISIS itu memberi informasi bagaimana Baghdadi dapat lolos selama bertahun-tahun.

Setelah ditangkap oleh otoritas Turki dan diserahkan ke Irak, Ismael al-Ethawi mengungkapkan bahwa Baghdadi terkadang menggelar pembicaraan strategi dengan para komandannnya di dalam minibus penuh sayur yang berjalan untuk menghindari deteksi. 

"Ethawi memberikan informasi berharga yang membantu tim multi-keamanan Irak menyelesaikan potongan-potongan puzzle yang hilang dari pergerakan-pergerakan Baghdadi dan tempat-tempat persembunyiannya," kata salah seorang pejabat keamanan Irak.

"Ethawi memberikan kami rincian tentang lima laki-laki, termasuk dia, yang menggelar pertemuan dengan Baghdadi di Suriah dan sejumlah lokasi berbeda."

Presiden Donald Trump pada Minggu (27/10) pagi mengumumkan bahwa Baghdadi tewas dalam kondisi merintih dan menangis saat disergap oleh pasukan khusus Amerika Serikat di Idlib, kota di barat laut Suriah, pada Sabtu (26/10).

Dalam pidato yang dilakukannya dari Gedung Putih, Trump menuturkan bahwa pemimpin ISIS itu tewas bersama tiga anaknya setelah meledakkan rompi bermuatan bahan peledak pascaterpojok di sebuah terowongan buntu.

Jalan menuju kematian Baghdadi membuat badan-badan intelijen Barat dan Arab diwarnai frustasi. Bertahun-tahun mereka menganalisis petunjuk tentang keberadaan seorang pria yang bertanggung jawab atas teror dan kebrutalan di berbagai belahan dunia.

Pengkhianatan Ethawi sangat penting untuk melacak keberadaan Baghdadi. Ethawi yang memiliki gelar PhD dalam Ilmu Pengetahuan Islam, dianggap sebagai salah satu dari lima ajudan utama Baghdadi oleh pejabat intelijen Irak. 

Sponsored

Menurut pejabat keamanan Irak, Ethawi bergabung dengan Al Qaeda pada 2006. Pada 2008 dia ditangkap oleh pasukan AS dan dipenjara selama empat tahun.

Baghdadi dilaporkan menempatkan Ethawi pada peran-peran kunci seperti menyampaikan instruksi keagamaan dan memilih komandan ISIS. Setelah kelompok teroris keji itu goyah pada 2017, Ethawi melarikan diri ke Suriah bersama dengan istrinya.

Titik terang lain muncul pada awal tahun ini selama operasi bersama, di mana agen intelijen AS, Turki dan Irak menangkap para pemimpin senior ISIS, termasuk empat warga Irak dan satu warga Suriah.

"Mereka memberi kami semua lokasi di mana mereka bertatap muka dengan Baghdadi di Suriah dan kami memutuskan untuk berkoordinasi dengan CIA untuk mengerahkan lebih banyak sumber di area-area tersebut," terang salah seorang pejabat Irak.

"Pada pertengahan 2019 kami berhasil menemukan Idlib sebagai tempat di mana Baghdadi berpindah dari satu desa ke desa lainnya bersama keluarga dan tiga orang kepercayaannya."

Baghdadi, tidak hanya buron bernilai US$25 juta bagi AS, namun pemimpin ISIS itu juga diburu oleh musuh-musuh lokalnya di Suriah.

Hayat Tahrir al-Sham, kelompok yang sebelumnya dikenal sebagai Front Nusra dan mendominasi Idlib, telah meningkatkan perburuannya atas Baghdadi setelah mendapat informasi bahwa dia berada di wilayah itu.

Front Nusra, yang didirikan oleh Abu Mohamad al-Golani, dan ISIS adalah rival yang memerangi satu sama lain.

Operasi Kayla Mueller

Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien pada Minggu menyatakan bahwa operasi militer AS yang mengakibatkan kematian Baghdadi dinamai Kayla Mueller. 

Mueller adalah seorang pekerja kemanusiaan asal Arizona, yang dilaporkan telah dipenjara, disiksa bahkan berulang kali diperkosa oleh Baghdadi setelah diculik saat melakukan perjalanan dari Turki ke Aleppo, Suriah, pada Agustus 2013. 

Pada Februari 2015, Mueller dipastikan tewas dalam tahanan ISIS pada usia 26 tahun. ISIS mengklaim, Mueller meninggal akibat serangan udara di Raqqa. Jasadnya hingga kini belum diketahui keberadaannya.

Berbicara dalam program Meet the Press, O'Brien mengatakan, "Salah satu hal yang tidak dilakukan oleh Jenderal Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, adalah mengungkap nama operasi ini: Kayla Mueller, setelah apa yang dilaluinya. Dan ini adalah sesuatu yang harus diketahui semua orang."

O'Brien mendeksripsikan Mueller sebagai seorang perempuan muda AS yang humanis, hebat dan idealis.

Selain Mueller, sejumlah warga AS lainnya seperti James Foley, Steven Sotloff dan Peter Kassig juga dibunuh oleh ISIS.  (Reuters dan The Guardian)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid