sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pengunjuk rasa di Hong Kong targetkan layanan kereta

Sejumlah demonstran memblokir pintu kereta, memaksa ratusan orang keluar dari stasiun untuk mencari transportasi alternatif.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 30 Jul 2019 10:49 WIB
Pengunjuk rasa di Hong Kong targetkan layanan kereta

Ratusan pengunjuk rasa di Hong Kong dilaporkan memblokir layanan kereta pada jam sibuk Selasa (30/7) pagi, memicu kekacauan. Apa yang dimulai kurang lebih dua bulan lalu sebagai demonstrasi menentang RUU ekstradisi yang akan memungkinkan warga Hong Kong dikirim ke China untuk diadili, kini telah berubah menjadi aksi antipemerintah lokal dan pusat yang lebih luas.

Sejumlah demonstran memblokir pintu kereta, memaksa ratusan orang keluar dari stasiun untuk mencari transportasi alternatif. Ini merupakan kali kedua dalam waktu kurang dari sepekan pengunjuk rasa mengganggu layanan kereta. 

Pada Rabu (24/7), sekelompok kecil pemrotes juga beraksi dengan mengganggu layanan kereta.

"Kami tidak tahu berapa lama kami akan tinggal di sini, kami tidak punya pemimpin. Seperti yang Anda saksikan, ini adalah gerakan massa sekarang," ungkap Sharon, seorang pemrotes berusia 21 tahun yang mengenakan masker. "Bukan tujuan kami untuk membuat orang tidak nyaman, tetapi kami harus menjadikan pihak berwenang paham mengapa kami melakukan protes. Kami akan melanjutkan ini selama dibutuhkan."

Pengunjuk rasa lainnya meneriakkan, "Liberate Hong Kong" dan "Revolution of our Time".

Operator kereta MTR Corp mengakui bahwa sejumlah layanan terganggu dan penumpang didesak untuk menggunakan transportasi lain.

Demonstrasi yang diawali protes RUU ekstradisi telah membuat Hong Kong terperosok dalam krisis politik terburuk sejak kota itu dikembalikan Inggris ke China pada 1997 sekaligus tantangan populis paling berat kepada para penguasa Partai Komunis di Beijing.

China pada Senin (29/7), telah menegaskan kembali dukungannya kepada Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam serta kepolisian setempat, mendesak masyarakat Hong Kong menentang kekerasan.

Sponsored

Aksi protes juga sempat terjadi di bandara internasional Hong Kong pada Jumat (26/7). Sementara itu, unjuk rasa pada akhir pekan kemarin kembali diwarnai bentrokan dengan polisi yang menembakkan peluru karet, gas air mata dan granat spons.

China mengecam aksi kekerasan pada akhir pekan kemarin, menyebutnya sebagai insiden yang mengerikan. Tiongkok menekankan bahwa kekerasan yang terjadi telah merusak citra internasional, aturan hukum, ketertiban umum, kondisi ekonomi dan kehidupan masyarakat Hong Kong.

Perkelahian kecil pecah antara pengunjuk rasa dan penumpang komuter yang frustasi dengan pemblokiran.

"Sungguh tidak nyaman dan mengganggu. Saya buru-buru berangkat kerja, mencari nafkah. Mau Anda memberi gaji Anda pada saya?," ungkap seorang pria berusia 64 tahun. (Reuters dan Bloomberg)

Berita Lainnya
×
tekid