Penyanyi Inggris Joss Stone dideportasi dari Iran
Iran merupakan negara terakhir dalam tur dunia Stone yang bertema "Total World Tour".
Penyanyi dan penulis asal Inggris, Joss Stone, mengabarkan bahwa dirinya dideportasi dari Iran. Sebelum dipulangkan ke negaranya, perempuan 32 tahun itu sempat ditahan selama satu malam.
Iran sendiri merupakan negara terakhir dalam tur dunia Stone yang bertema "Total World Tour".
Peristiwa ini menggagalkan upaya Stone untuk tampil di seluruh negara di dunia.
"Negara terakhir yang ada dalam daftar kami adalah Iran," tulis Stone di akun Instagram-nya pada Rabu (3/7). "Kami sadar bahwa tidak mungkin melangsungkan konser publik karena saya wanita dan itu ilegal di negara ini. Secara pribadi saya tidak ingin masuk penjara Iran juga tidak bermaksud mengubah politik di negara-negara yang saya kunjungi atau membuat orang lain dalam bahaya."
"Namun, tampaknya pihak berwenang tidak percaya bahwa kami tidak akan tampil dalam konser publik ... Setelah diskusi panjang dengan para petugas imigrasi ... keputusan dibuat untuk menahan kami malam itu dan mendeportasi kami di pagi hari. Tentu saja saya sangat sedih."
Stone memulai tur dunianya di Maroko pada Maret 2014. Sejak saat itu dia telah mengunjungi 199 negara, termasuk Korea Utara. Tiga pertunjukan terakhirnya adalah di Arab Saudi, Libya dan Yaman.
Tidak jelas persis apa yang direncanakan Stone untuk dilakukan di Iran. Dia mengatakan telah menjelaskan misinya kepada para petugas imigrasi, yaitu untuk membawa perasaan baik lewat apa yang dipersembahkannya dan menunjukkan kepada mereka yang mendatanginya hal-hal positif dari dunia.
Meski demikian, dalam unggahannya di Instagram, Stone memuji para petugas imigrasi Iran yang disebutnya ramah dan menawan. Stone mengatakan, mereka bahkan meminta maaf karena harus mendeportasi dirinya dan rombongan.
"Kami justru pihak yang seharusnya meminta maaf karena tidak memiliki dokumen yang benar," tulis Stone.
Lembaga penyiaran Iran, Irib, yang mengutip pernyataan polisi menyebutkan bahwa Stone tidak memiliki dokumen yang diperlukan untuk memasuki negara itu ketika dia tiba dari Oman pada 29 Juni.
Di Yaman, Stone mengatakan, dia diizinkan tampil di hadapan penonton campuran pria dan wanita oleh gubernur Provinsi al-Mahra, yang berbatasan dengan Oman dan jauh dari pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak Houthi. (CNN dan BBC)