sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Penyanyi Inggris Joss Stone dideportasi dari Iran

Iran merupakan negara terakhir dalam tur dunia Stone yang bertema "Total World Tour". 

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Jumat, 05 Jul 2019 06:35 WIB
Penyanyi Inggris Joss Stone dideportasi dari Iran

Penyanyi dan penulis asal Inggris, Joss Stone, mengabarkan bahwa dirinya dideportasi dari Iran. Sebelum dipulangkan ke negaranya, perempuan 32 tahun itu sempat ditahan selama satu malam.

Iran sendiri merupakan negara terakhir dalam tur dunia Stone yang bertema "Total World Tour". 

Peristiwa ini menggagalkan upaya Stone untuk tampil di seluruh negara di dunia.

"Negara terakhir yang ada dalam daftar kami adalah Iran," tulis Stone di akun Instagram-nya pada Rabu (3/7). "Kami sadar bahwa tidak mungkin melangsungkan konser publik karena saya wanita dan itu ilegal di negara ini. Secara pribadi saya tidak ingin masuk penjara Iran juga tidak bermaksud mengubah politik di negara-negara yang saya kunjungi atau membuat orang lain dalam bahaya."

"Namun, tampaknya pihak berwenang tidak percaya bahwa kami tidak akan tampil dalam konser publik ... Setelah diskusi panjang dengan para petugas imigrasi ... keputusan dibuat untuk menahan kami malam itu dan mendeportasi kami di pagi hari. Tentu saja saya sangat sedih."

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

So , our very last country on the list was Iran . We were aware there couldn’t be a public concert as I am a woman and that is illegal in this country. Personally I don’t fancy going to an Iranian prison nor am I trying to change the politics of the countries I visit nor do I wish to put other people in danger. However, it seems the authority’s don’t believe we wouldn’t be playing a public show so they have popped us on what they call the ‘black list ‘ as we found out when we turned up to the immigration hall. After long discussions with the most friendly charming and welcoming immigration people the decision was made to detain us for the night and to deport us in the morning. Of course I was gutted. So close yet so far, this moment broke a little piece of my heart. Then I realised the silver lining was bright. I told them my story and explained my mission, to bring good feeling with what I have to give and show those who want to look, the positives of our globe. All with the understanding that public performance wasn’t an option in this scenario. I still have to walk forward towards that goal some way some how. And of course music is my driver. Doesn’t mean we have to brake any laws though. There is music everywhere. Even here, we just have to play by there rules and they have to believe we will. It’s a trust thing. They were so kind to us, at one point I started to question it. The question whirled around my head, were they just luring is into a false sense of security so we would walk into our jail cells quietly with out a drama? Nope , these people are genuinely nice kind people that felt bad that they couldn’t over ride the system. They didn’t speak English so well so the translator Mohamed, who clearly had a lovely soul conveyed the message that they hoped we would go to embassy to sort it all out and come back, they were refusing us entry with a heavy heart and were so sorry. After Mo had left, the officers kept telling us sorry. They said sorry all the way through this process and kept saying this till we got on the plane they were sending us away on. We were the ones that should have been apologising for not having our correct paper work. The ball

A post shared by Joss Stone (@jossstone) on

Stone memulai tur dunianya di Maroko pada Maret 2014. Sejak saat itu dia telah mengunjungi 199 negara, termasuk Korea Utara. Tiga pertunjukan terakhirnya adalah di Arab Saudi, Libya dan Yaman.

Sponsored

Tidak jelas persis apa yang direncanakan Stone untuk dilakukan di Iran. Dia mengatakan telah menjelaskan misinya kepada para petugas imigrasi, yaitu untuk membawa perasaan baik lewat apa yang dipersembahkannya dan menunjukkan kepada mereka yang mendatanginya hal-hal positif dari dunia.

Meski demikian, dalam unggahannya di Instagram, Stone memuji para petugas imigrasi Iran yang disebutnya ramah dan menawan. Stone mengatakan, mereka bahkan meminta maaf karena harus mendeportasi dirinya dan rombongan.

"Kami justru pihak yang seharusnya meminta maaf karena tidak memiliki dokumen yang benar," tulis Stone.

Lembaga penyiaran Iran, Irib, yang mengutip pernyataan polisi menyebutkan bahwa Stone tidak memiliki dokumen yang diperlukan untuk memasuki negara itu ketika dia tiba dari Oman pada 29 Juni.

Di Yaman, Stone mengatakan, dia diizinkan tampil di hadapan penonton campuran pria dan wanita oleh gubernur Provinsi al-Mahra, yang berbatasan dengan Oman dan jauh dari pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak Houthi. (CNN dan BBC)

Berita Lainnya
×
tekid