sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Perdagangan RI-Vietnam diyakini capai US$9,8 miliar pada 2019

Pada Januari-Juni 2019, nilai perdagangan kedua negara menyentuh US$4,26 miliar.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 01 Agst 2019 16:48 WIB
Perdagangan RI-Vietnam diyakini capai US$9,8 miliar pada 2019

Duta Besar Indonesia untuk Vietnam Ibnu Hadi yakin nilai perdagangan Indonesia-Vietnam dapat mencapai US$9,8 miliar pada akhir 2019.

"Saya optimistis tahun ini nilai perdagangan Indonesia-Vietnam bisa mencapai sekitar US$9,6 miliar hingga US$9,8 miliar," jelasnya dalam konferensi pers via telekonferensi video di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (1/8).

Dubes Ibnu mencatat, pada Januari-Juni 2019, nilai perdagangan kedua negara menyentuh US$4,26 miliar. Angka itu merupakan peningkatan dari nilai perdagangan sebesar US$3,96 miliar pada periode yang sama pada 2018.

"Total perdagangan kedua negara pada 2019 meningkat sekitar 27,5% dibandingkan tahun sebelumnya," ujarnya.

Selain itu, Dubes Ibnu menyampaikan, di tengah banyak negara mengalami defisit nilai perdagangan, Indonesia dan Vietnam justru menikmati surplus sebesar US$1,04 miliar pada paruh pertama 2019.

Dengan hubungan perdagangan yang terus bertumbuh, Ibnu yakin bahwa kedua negara dapat mencapai target nilai perdagangan yang telah ditentukan, yakni US$10 miliar pada 2020.

Target US$10 miliar pada 2020 itu ditentukan oleh Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc dalam pertemuan bilateral di Rusia pada 2016.

"Jika hubungan perdagangan kedua negara terus meningkat secara stabil seperti ini, menurut saya target yang dicanangkan Presiden Jokowi dapat terwujud," kata Ibnu.

Sponsored

Di sisi lain, Dubes Ibnu menjelaskan bahwa pada paruh pertama 2019, ekspor Indonesia ke Vietnam meningkat dan impor menurun.

"Total ekspor kita selama Januari-Juni 2019 merupakan US$2,65 miliar atau naik 27,37% dari periode yang sama pada 2018. Dan impor menurun 14,04% dari periode yang sama pada 2018 menjadi US$1,61 miliar pada tahun ini," jelasnya.

Ekspor Indonesia ke Vietnam mencakup batu bara, peralatan dan komponen listrik, besi dan baja, suku cadang otomotif, minyak nabati, bahan kimia dan kertas. Sementara itu, impor Vietnam ke Indonesia meliputi tekstil, alas kaki, telepon dan suku cadangnya, produk plastik, dan alas kaki.

Pertumbuhan industri pariwisata

Dubes Ibnu menjelaskan bahwa Indonesia juga berencana untuk meningkatkan konektivitas dengan Vietnam melalui jalur penerbangan komersial.

Salah satunya melalui jalur penerbangan langsung antara Ho Chi Minh City-Jakarta dan Ho Chi Minh City-Bali yang baru diluncurkan pada Mei.

"Dengan meningkatkan konektivitas, kedua negara dapat menunjang hubungan di bidang turisme, aktivitas bisnis dan ekonomi," jelas Dubes Ibnu.

VietJet Air menjadi maskapai yang meluncurkan rute Ho Chi Minh City-Bali. Menurut Dubes Ibnu, pihak VietJet menyatakan bahwa tingkat okupansi penerbangan dengan rute tersebut lebih dari 85%.

Selain itu, lanjutnya, sudah ada permintaan dari Vietnam Airlines untuk mengadakan rute penerbangan Hanoi-Bali dan Hanoi-Jakarta.

"Sayangnya saya melihat maskapai penerbangan Indonesia kurang antusias. Mereka sepertinya masih menanggap Vietnam sebagai negara kelas dua yang tidak prospektif dan tidak menguntungkan," ungkapnya.

Menurut data Kementerian Pariwisata Indonesia, ada 31,289 turis Vietnam yang mengunjungi Indonesia pada Januari-Mei 2019. Sedangkan Kementerian Pariwisata Vietnam mencatat sebanyak 43,876 turis Indonesia yang pergi ke negara mereka dalam periode yang sama.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid