sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Perdana dalam satu dekade: Kereta dari Korsel melintasi Korut

Kedua Korea telah membuat kemajuan signifikan dalam meningkatkan hubungan mereka selama satu tahun terakhir.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Jumat, 30 Nov 2018 18:17 WIB
Perdana dalam satu dekade: Kereta dari Korsel melintasi Korut

Untuk pertama kali dalam lebih dari satu dekade terakhir, sebuah kereta telah melakukan perjalanan dari Korea Selatan melintas perbatasan yang dijaga ketat ke Korea Utara.

Di dalam kereta tersebut terdapat tim ahli Korea Selatan yang mempelajari cara untuk membantu Korea Utara memodernisasi jaringan kereta api. Harapannya, pada akhirnya akan memudahkan perjalanan dan perdagangan antar kedua negara.

Kedua Korea telah membuat kemajuan signifikan dalam meningkatkan hubungan mereka selama satu tahun terakhir.

Ketika para pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan mengadakan pertemuan bersejarah pada April lalu, Kim Jong-un meminta bantuan kepada Korea Selatan untuk memperbarui jaringan kereta di negaranya yang disebutnya dalam kondisi 'memalukan'.

Sejumlah infrastruktur Korea Utara masih merupakan peninggalan Abad ke-20, sehingga jika ingin terhubung dengan Korea Selatan maka dibutuhkan modernisasi.

Para ahli naik kereta di Dorasan, tepat di utara Seoul pada Jumat pagi. Mereka melakukan perjalanan singkat ke Zona Demiliterisasi (DMZ) yang telah membela kedua negara sejak Perang Korea pada 1950-an.

Sebuah spanduk yang ditampilkan di bagian luar kereta bertuliskan, 'Kuda Besi, berjalan menuju era perdamaian dan kemakmuran'.

Di stasiun Panmun di seberang perbatasan, kendali diambilalih oleh Korea Utara untuk membawa para ahli lebih jauh ke utara.

Sponsored

Ke-28 ahli dari Korea Selatan itu akan tinggal di kereta selama 18 hari ke depan seraya memeriksa jalur sepanjang 1.200 km dan infrastruktur kereta lainnya.

Cho Myoung-gyon, yang memimpin Kementerian Unifikasi yang mengawasi hubungan dengan Korea Utara, mengatakan proyek itu "dimaksudkan untuk mengatasi perpecahan dan membuka masa depan baru Semenanjung Korea".

"Melalui satu jalur kereta api yang terhubung, Selatan dan Utara akan makmur bersama dan pijakan atas perdamaian di Semenanjung Korea akan dikonsolidasikan. Kereta yang berjalan di jalur itu juga akan membawa perdamaian dan kemakmuran bersama mereka ke Asia Tenggara dan dunia," demikian lapor kantor berita Korea Selatan Yonhap mengutip pernyataan Cho Myoung-gyon.

Sementara pembangunan hubungan antar-Korea terus berlanjut selama satu tahun terakhir, pembicaraan Pyongyang dengan Amerika Serikat telah terhenti.

Pyongyang dan Washington berulang kali menuduh satu sama lain gagal menghormati perjanjian sama tentang denuklirisasi yang mereka buat dalam pertemuan puncak mereka di Singapura pada Juni lalu.

AS telah memberikan dukungannya terhadap survei kereta api, namun Presiden Moon harus memiliki sejumlah percakapan sulit jika dia ingin membujuk Presiden Donald Trump untuk mengurangi sanksi terhadap Korea Utara. 

Sumber : BBC

Berita Lainnya
×
tekid