sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Dubes Huang: Perkembangan China berkontribusi bagi pembangunan ASEAN

Sama seperti ASEAN, China dengan keras menolak unilateralisme dan proteksionisme.

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 10 Sep 2019 18:45 WIB
Dubes Huang: Perkembangan China berkontribusi bagi pembangunan ASEAN

Duta Besar China untuk ASEAN Huang Xilian menyatakan, perkembangan China akan berkontribusi bagi pembangunan ASEAN. Hal tersebut disampaikannya dalam "The Fourth Jakarta Forum on ASEAN-China Relations" di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Selasa (10/9).

Menurutnya, selama 70 tahun terakhir, China mengalami pertumbuhan yang luar biasa pesat dan positif. Dia mengklaim itu terbukti dari berhasilnya pemerintah Tiongkok mengangkat lebih dari 700 juta penduduknya keluar dari kemiskinan ekstrem.

"Perkembangan China memiliki implikasi global karena menguntungkan dunia, tentu ini memiliki signifikansi khusus bagi ASEAN sebagai mitra dekat yang menjalin hubungan yang harmonis dengan kami," ujar Dubes Huang.

Dubes Huang mengatakan bahwa dalam beberapa kesempatan, Presiden Xi Jinping menegaskan bahwa dia ingin China membangun komunitas bersama dengan ASEAN.

"Di tengah ancaman ketidakpastian global dan tantangan unilateralisme yang berkembang, hubungan ASEAN-China justru menguat," jelas dia.

Sama seperti ASEAN, tambahnya, China dengan keras menolak unilateralisme dan proteksionisme.

"Kami bekerja bersama untuk merumuskan aturan demi menjaga perdamaian dan stabilitas regional yang bertujuan untuk menegakkan multilateralisme," ungkapnya.

Dia menuturkan bahwa Tiongkok berkomitmen untuk mendukung sentralitas ASEAN dan peran mereka dalam panggung internasional.

Sponsored

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN Michael Tene menyatakan bahwa sejak berdirinya kemitraan strategis ASEAN-China pada 2003, hubungan kedua pihak semakin maju.

"Kami di ASEAN akan terus bekerja sama dengan China untuk lebih meningkatkan hubungan kami dan mengeksplorasi kolaborasi dalam bidang-bidang baru," ungkap Michael.

Akademisi dari Pangoal Institution di Beijing, Wang Dong, menyatakan bahwa Tiongkok selalu menganggap ASEAN sebagai prioritas.

Menurutnya, hubungan ASEAN-China akan memasuki babak baru dengan meningkatkan kemitraan strategis melalui Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang ditargetkan akan rampung pada akhir 2019.

"Hubungan China dan ASEAN terbukti saling menguntungkan. ASEAN merupakan mitra dagang terbesar ketiga China dan pada 2017, nilai perdagangan kedua negara tercatat mencapai US$500 juta," jelas Wang.

Wang menilai, kedua pihak perlu mengintensifkan upaya untuk menyelesaikan RCEP yang akan berkontribusi bagi pendapatan global dan regional.

"Jika ASEAN-China dapat merampungkannya, perjanjian itu akan mencakup populasi 3,5 miliar orang dengan total PDB sebesar US$23 triliun. Bayangkan saja berapa banyak kontribusi yang akan dilahirkan dari RCEP," kata dia.

Wang juga menekankan pentingnya hubungan antarmasyarakat sebagai salah satu pilar utama relasi China-ASEAN.

Sebagai upaya untuk meningkatkan hubungan antarmasyarakat, China membangun ratusan pusat budaya di negara-negara Asia Tenggara dan menyelenggarakan kerja sama pertukaran pelajar.

Senada dengan Wang, pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal, menyatakan bahwa hubungan antarmasayarakat menjadi tantangan yang harus dihadapi kedua pihak.

"ASEAN dan China perlu memikirkan upaya bersama untuk membangun kepercayaan di tingkat antarmasyarakat, harus melakukan lebih banyak untuk meningkatkan kepercayaan di level masyarakat," jelas Dino. "Itu akan berkontribusi banyak dan meningkatkan intensitas hubungan kedua pihak."

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid