sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pertikaian Arab Saudi-Kanada berlanjut, penerbangan dari dan ke Toronto ditangguhkan

Mulai pekan depan, maskapai penerbangan Arab Saudi akan menangguhkan seluruh penerbangan ke dan dari Toronto, Kanada.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 07 Agst 2018 14:20 WIB
Pertikaian Arab Saudi-Kanada berlanjut, penerbangan dari dan ke Toronto ditangguhkan

Maskapai penerbangan Arab Saudi akan menangguhkan seluruh penerbangan ke dan dari Toronto, Kanada, per pekan depan. Kebijakan ini diambil di tengah pertikaian diplomatik antara kedua negara menyusul penolakan Kanada untuk mundur dari sikapnya dalam membela hak asasi manusia (HAM) di Arab Saudi.

Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland menegaskan, "Kanada akan selalu membela perlindungan HAM, termasuk hak-hak perempuan dan kebebasan berekspresi di seluruh dunia."

Pernyataan Freeland tersebut muncul setelah Arab Saudi mengumumkan pengusiran duta besar Kanada dan pembekuan seluruh perdagangan dan investasi baru dengan negara itu. Masih belum jelas sejauh mana keputusan tersebut akan berdampak pada hubungan ekonomi bernilai miliaran dolar antara Ottawa dan Riyadh.

Arab Saudi juga akan merelokasi sekitar 7.000 penerima beasiswa yang belajar di Kanada.

Pertikaian diplomatik kedua negara dimulai pekan lalu setelah Kementerian Luar Negeri Kanada menyatakan keprihatinannya atas penangkapan aktivis di Arab Saudi lewat serangkaian twit.

Belum lama ini pemerintah Arab Saudi mengambil tindakan keras dengan menahan sejumlah aktivis profil tinggi, termasuk pejuang hak-hak perempuan, Samar Badawi. Saudara laki-laki Badawi, Raif, telah lebih dulu dibui sejak 2012 dan dijatuhi hukuman cambuk 1000 kali.

Baik Freeland dan Kementerian Luar Negeri Kanada menyuarakan keprihatinan atas penangkapan Badawi.

Sponsored
— Chrystia Freeland (@cafreeland) 2 August 2018

Badawi merupakan salah satu aktivis hak-hak perempuan profil tinggi di Arab Saudi, sebuah negara yang diatur oleh interpretasi ketat terhadap Islam suni yang membatasi peran yang dapat dimainkan perempuan di masyarakat. Di negeri pimpinan Raja Salman tersebut, perempuan wajib mendapatkan persetujuan dari wali laki-laki sebelum melakukan sesuatu.

Pada 2012, oleh dua mantan ibu negara Amerika Serikat, Hillary Clinton dan Michelle Obama, Badawi diganjar International Women of Courage Award atas upaya advokasinya. Perempuan itu sempat menjalani tujuh bulan penjara pada 2010 karena dianggap tidak mematuhi ayahnya, sosok yang disebutnya telah menyiksanya secara fisik sejak usia 14 tahun.

Terkait dengan keprihatinan Kanada, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengklaim bahwa dia yakin posisi Ottawa didasarkan pada "informasi yang menyesatkan."

Riyadh menekankan bahwa sikap Ottawa merupakan "campur tangan secara terang-terangan dalam urusan domestik Arab Saudi, bertentangan dengan norma-norma dasar hukum internasional dan seluruh protokol internasional."

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menjelaskan mereka yang ditangkap "ditahan secara sah oleh Jaksa Penuntut Umum karena melakukan kejahatan yang dapat dihukum oleh hukum yang berlaku, yang juga menjamin hak para tahanan dan memberi mereka proses hukum selama penyelidikan dan persidangan."

Respons keras Arab Saudi terhadap kritik menunjukkan batas-batas reformasi oleh Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (32), yang menjalankan kini menjalankan roda pemerintahan. Dia telah meluncurkan kampanye perubahan sosial dan ekonomi, tetapi belum meredakan larangan terhadap aktivisme politik.

Dalam beberapa bulan terakhir Arab Saudi telah mencabut larangan mengemudi perempuan, namun di lain sisi mereka menangkap para aktivis.

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan Washington telah meminta Riyadh untuk merincikan tentang penahanan aktivis.

"Kami terus mendorong pemerintah Arab Saudi untuk menghormati proses hukum dan mempublikasikan informasi mengenai status kasus hukum," tambah pejabat itu.

Tetangga dan sekutu Arab Saudi, Bahrain dan Uni Emirat Arab mengatakan mereka mendukung Riyadh, meskipun mereka tidak mengumumkan langkah-langkah serupa.

Dewan Kerjasama Teluk (GCC), sebuah asosiasi dari enam negara Teluk Arab, Liga Arab, dan Palestina juga mendukung kebijakan Saudi. Tapi Qatar, yang telah terkunci dalam perselisihan diplomatik dengan Arab Saudi dan tetangga lainnya selama lebih dari setahun, melalui akun Twitter resmi Kementerian Luar Negeri menegaskan bahwa pernyataan sekretaris jenderal GCC tidak mewakili pandangannya tentang situasi ini.

Amnesty International mengatakan, tanggapan Arab Saudi atas kritik Kanada menunjukkan bahwa negara-negara Barat tidak terintimidasi untuk diam atas perlakuan Riyadh terhadap para pembangkang.

"Alih-alih mengejar reformasi hak asasi manusia, pemerintah Arab Saudi telah memilih untuk menghujani dengan langkah-langkah hukuman dalam menghadapi kritik," kata Samah Hadid, Direktur Kampanye Timur Tengah Amnesty International.

Joost Hiltermann, direktur program regional untuk International Crisis Group mengungkapkan, "Arab Saudi menembak kakinya sendiri. Jika Anda ingin membuka negara Anda ke dunia, Anda tidak akan memulainya dengan mengusir duta besar dan membekukan perdagangan dengan negara-negara lain, seperti Kanada."

Sumber: CNN dan Reuters

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid