sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PH sepakat calonkan Anwar Ibrahim sebagai PM Malaysia

Anwar Ibrahim menyatakan dirinya dipilih setelah Mahathir Mohamad menolak menghadiri pertemuan koalisi PH.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 26 Feb 2020 21:35 WIB
PH sepakat calonkan Anwar Ibrahim sebagai PM Malaysia

Dewan Presiden Pakatan Harapan (PH) dengan suara bulat menunjuk Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim sebagai kandidat perdana menteri, menyusul pengunduran diri Mahathir Mohamad pada Senin (24/2).

Anwar Ibrahim mengatakan bahwa dewan pada Selasa (25/2), mengundang Mahathir Mohamad untuk memimpin pertemuan demi memulihkan pemerintahan koalisi PH. Namun, Mahathir Mohamad menolak menghadiri pertemuan tersebut.

"Karena itu, Dewan Presiden PH dalam pertemuannya kemarin telah memutuskan untuk mencalonkan saya sebagai calon perdana menteri dari PH," kata Anwar Ibrahim dalam konferensi pers pada Rabu (26/2) seperti dilansir Bernama.

Selain mengundurkan diri sebagai PM ke-7 Malaysia, Mahathir Mohamad juga mengumumkan mundur sebagai Ketua Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) pada hari yang sama.

Yang di-Pertuan Agong Tengku Abdullah kemudian menyetujui penunjukan Mahathir Mohamad sebagai PM sementara. Raja juga mewawancarai satu per satu dari 222 anggota parlemen untuk menyelesaikan kekacauan politik.

PH adalah koalisi yang dibentuk pada 2015 dan terdiri dari Partai Aksi Demokratis (DAP), PKR, Bersatu, dan Partai Amanah Negara. Sesaat setelah Mahathir mengumumkan pengunduran diri, Bersatu menyatakan hengkang dari PH.

Pada 2018, PH berhasil menumbangkan dominasi koalisi Barisan Nasional selama beberapa dekade, mengantar Mahathir Mohamad ke kursi PM. Mahathir berjanji bahwa dia hanya akan berkuasa dua tahun dari masa jabatannya, untuk kemudian menyerahkan kursi PM kepada Anwar Ibrahim, mantan anak didiknya yang pernah dipenjarakannya.

Belakangan Mahathir mengatakan bahwa dia akan bertahan sampai setidaknya November 2020, setelah Malaysia melaksanakan tugasnya sebagai tuan rumah KTT APEC.

Sponsored

Sementara itu pada Minggu (23/2), terjadi pertemuan antara sejumlah politikus di koalisi PH dengan oposisi, menimbulkan tuduhan bahwa ada upaya untuk membentuk koalisi baru yang mengecualikan Anwar Ibrahim dan memungkinkan Mahathir Mohamad terus menduduki kursi PM.

Anwar Ibrahim menyebut sejumlah politikus, terutama PKR, yang hadir dalam pertemuan itu sebagai pengkhianat. Di lain sisi, dia meyakini bahwa Mahathir tidak terlibat dalam upaya menyingkirkannya. Untuk itu, dia meminta Mahathir Mohamad untuk tidak mundur karena tuduhan tersebut.

Mahathir Mohamad bergeming. Dalam pidatonya pada Rabu, Mahathir Mohamad tidak mengungkapkan dengan jelas alasan di balik pilihannya untuk mundur.

Dia hanya mengatakan, "Ada banyak sebab mengapa saya meletak jabatan tetapi cukuplah saya katakan bahwa saya merasa mendapat sokongan dari semua pihak sehingga saya tidak dapat memilih pihak mana yang saya pilih. Selain itu, terdapat juga tuduhan bahwa saya tidak berniat untuk melepas jabatan dan gila kuasa."

"Maka saya letak jabatan karena saya tidak melihat kuasa dan jabatan itu sebagai 'be all and end all' adalah matlamat saya. Bagi saya kuasa dan kedudukan itu adalah 'a means to an end' atau pun satu alat untuk mencapai objektif dan objektif kita semua tentulah untuk kebaikan negara," kata Mahathir Mohamad. "Karena itu saya meletak jabatan karena bagi saya tampak bahwa bagi politikus yang terpenting adalah partai mana yang memerintah."

Mahathir Mohamad mengakui bahwa dia telah berjanji akan meletakkan jabatan untuk memberi peluang kepada parlemen menentukan siapa yang akan menggantikannya. Namun, kemudian dia mengatakan, "Jika benar saya masih disokong saya akan kembali. Jika tidak, saya akan terima siapa saja yang dipilih."

"Jadi, peluang untuk menukar kepemimpinan memang ada. Hanya saya berpendapat karena saya disokong oleh kedua-dua pihak, masa untuk saya letak jabatan belum tiba," ujar Dr, julukan bagi Mahathir Mohamad.

Dalam kesempatan yang sama, Mahathir Mohamad menegaskan menolak kerja sama dengan mantan partainya, UMNO. Selain itu, Mahathir Mohamad juga menyatakan bermaksud untuk membuat pemerintahan persatuan dengan fokus pada kepentingan negara.

"Saya berpendapat betul atau tidak, politik dan partai politik perlu dikesampingkan sekarang. Jika diizinkan saya akan mencoba membentuk pemerintahan yang tidak memihak kepada partai tertentu. Hanya mengutamakan kepentingan negara saja," tutur dia.

Belum jelas apa yang akan terjadi berikutnya. Yang pasti, pihak istana telah menyatakan akan segera berbagi informasi sehingga publik tidak berspekulasi.

Berita Lainnya
×
tekid