sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pilpres AS, FBI endus Rusia 'serang' Biden

FBI endus Rusia secara aktif campuri Pilpres AS.

Angelin Putri Syah
Angelin Putri Syah Jumat, 18 Sep 2020 10:44 WIB
Pilpres AS, FBI endus Rusia 'serang' Biden

Direktur The Federal Bureau of Investigation (FBI), Christopher Wray memperingatkan anggota parlemen, Kamis (17/9), bahwa Rusia secara aktif ikut campur dalam pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat mendatang dengan menyebarkan informasi yang salah tentang calon Demokrat Joe Biden.

Wray mengendus upaya Rusia mencapuri Pilpres AS dengan menyebar informasi yang salah. Hal ini, kata Wray, bisa melemahkan kepercayaan pemilih Amerika dalam proses demokrasi.

"Saya pikir konsensus komunitas intelijen menunjukkan bahwa Rusia terus mencoba memengaruhi pemilihan kami," kata Wray.

Dia menambahkan, FBI menemukan kesamaan dalam perilaku Rusia saat mencapuri Pemilu AS 2016. Badan-badan intelijen AS, saat itu, telah menyimpulkan bahwa Moskow bertindak untuk melemahkan calon dari Demokrat Hillary Clinton untuk membantu calon dari Partai Republik Donald Trump selama pilpres.

Meski demikian, Trump dan Rusia kemudian menyangkal bahwa keterlibatan Moskow dalam mepengaruhi hasil Pilpres 2016.

“Kami tentu telah melihat upaya yang sangat aktif oleh Rusia untuk mempengaruhi pemilu kami pada tahun 2020 melalui apa yang saya sebut lebih sebagai pengaruh asing yang jahat seperti media sosial, penggunaan proxy, media pemerintah, jurnal online,” kata Wray.

Rusia, lanjut Wray, secara khusus berfokus pada pencemaran nama baik Biden karena mereka memandangnya sebagai "sosok yang anti-Rusia".

Sebelumnya, pada Agustus lalu, pejabat tinggi kontraintelijen AS memperingatkan bahwa Rusia, China, dan Iran semuanya berusaha memengaruhi pemilu 3 November melalui berbagai metode.

Sponsored

“Negara asing akan terus menggunakan langkah-langkah pengaruh terselubung dan terbuka dalam upaya mereka untuk mempengaruhi preferensi dan perspektif pemilih AS, mengubah kebijakan AS, meningkatkan perselisihan di AS, dan merusak kepercayaan rakyat Amerika dalam proses demokrasi kita,” kata direktur National Counterintelligence and Security Center, William Evanina, dalam pernyataan 7 Agustus lalu.

Dalam pernyataanya itu, William menyebut bawah negara asing mungkin juga berupaya untuk mengkompromikan infrastruktur pemilu AS untuk berbagai tujuan yang memungkinkan, seperti mengganggu proses pemungutan suara, mencuri data sensitif, atau mempertanyakan validitas hasil pemilu. (CNBC)

Berita Lainnya
×
tekid