sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PM Inggris: Ada kemajuan dalam negosiasi Brexit dengan Uni Eropa

Klausul backstop Irlandia merupakan titik didih dalam perjanjian Brexit.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 21 Feb 2019 12:26 WIB
PM Inggris: Ada kemajuan dalam negosiasi Brexit dengan Uni Eropa

Perdana Menteri Inggris Theresa May menyatakan ada kemajuan dalam pembicaraannya dengan Uni Eropa tentang perubahan kesepakatan Brexit yang diharapkan dapat memenangkan dukungan mayoritas Parlemen.

May bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker di Brussels, Belgia, pada Rabu (20/2) untuk membahas kesepakatan Brexit atau memodifikasi klausul backstop Irlandia.

Backstop memungkinkan Inggris untuk tetap berada di serikat pabean Uni Eropa hingga ditemukan jalan, seperti kesepakatan perdagangan bebas di masa depan, untuk memastikan bahwa perbatasan Irlandia dengan Irlandia Utara tetap terbuka.

Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt mengatakan modifikasi pada backstop dapat meredakan kekhawatiran anggota Parlemen yang menganggapnya sebagai jebakan untuk menjaga Inggris dalam bentuk serikat tanpa batas waktu.

Klausul itu merupakan bagian paling kontroversial dari draf Brexit usulan PM May, yang telah ditolak oleh Parlemen pada Januari.

Menteri Dalam Negeri Inggris Sajid Javid mengungkapkan adanya peningkatan peluang skenario Brexit tanpa kesepakatan (no-deal Brexit).

"Dapat dikatakan bahwa dalam beberapa pekan terakhir, kemungkinan no-deal Brexit telah naik," ucap Javid.

Diburu waktu

Sponsored

Uni Eropa secara konsisten menegaskan mereka tidak bersedia untuk menegosiasikan ulang draf Brexit yang telah mereka sepakati dengan May pada November 2018.

Kendati demikian, menurut May, pembicaraanya dengan Uni Eropa berjalan dengan lancar.

"Kami sepakat akan melanjutkan upaya untuk menemukan solusi, waktu merupakan hal terpenting dan kami ingin Inggris meninggalkan Uni Eropa secara teratur," kata May.

Uni Eropa mengatakan diskusi tersebut konstruktif, tetapi mereka sedang dikejar waktu.

Saat berkunjung ke Jerman, Menlu Hunt memperingatkan bahwa ancaman terbesar bagi Brexit adalah kemungkinan penolakan akibat pesimisme Parlemen.

Hunt menyebut, akan sangat merugikan bagi kedua pihak jika Inggris meninggalkan Uni Eropa dengan skenario no-deal pada tenggat 29 Maret 2019. Kerugian itu juga akan diderita oleh lini bisnis.

Ada spekulasi bahwa May akan mengajukan draf Brexit barunya ke Parlemen pada pekan depan. Jika itu terjadi, Hunt mengatakan, Jaksa Agung Geoffrey Cox memegang peranan penting dalam keberlangsungan proses.

Cox juga akan terbang ke Brussels pada akhir pekan ini.

Pada Desember 2018, Cox pernah menegaskan kepada anggota Parlemen bahwa Inggris tidak mungkin keluar dari blok itu tanpa persetujuan Uni Eropa.

Berdasarkan hasil pemungutan suara pada awal Februari, Parlemen mendukung upaya May untuk menegosiasikan ulang draf Brexit miliknya walaupun banyak yang tidak yakin Uni Eropa dapat dipaksa untuk mengubah posisi mereka.

Tetapi Hunt dan pemerintahan May yakin jika persoalan backstop diselesaikan, maka kesepakatan Brexit dapat bergulir dengan lancar.

"Saya pikir ... dengan kemauan dan keyakinan politik, kita dapat menemukan cara untuk menyelesaikan masalah itu."

Sumber : BBC

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid