sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Polisi China arak empat pelanggar prokes di Jingxi

Praktik mempermalukan para pelanggara kebijakan di depan publik sebenarnya sudah lama dilarang di China.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Kamis, 30 Des 2021 11:33 WIB
Polisi China arak empat pelanggar prokes di Jingxi

Polisi bersenjata di kawasan Jingxi, China selatan, mengarak empat pelanggar protokol kesehatan (prokes) Covid-19 di jalan-jalan kota. Praktik yang menimbulkan keramaian sebenarnya dilarang, tetapi tetap dilakukan dengan dalih menegakkan kebijakan guna menekan penularan SARS-CoV-2.

The Guardian pada Kamis (30/12) melaporkan, keempat pria itu dituduh menyelundupkan orang melintasi perbatasan tertutup China. Mereka diarak pada Selasa (28/12) mengenakanjas hazmat dan membawa plakat yang menunjukkan nama dan foto masing-masing.

Harian Guangxi, yang dikelola pemerintah, melaporkan, tindakan itu dibuat untuk mencegah kejahatan terkait perbatasan.

Praktik umum selama Revolusi Kebudayaan, yakni mempermalukan publik, sebenarnya telah dilarang di China. Media Beijing News, yang berafiliasi dengan Partai Komunis, mengatakan, insiden Jingxi secara serius melanggar semangat aturan hukum dan tidak dapat dibiarkan terulang.

Surat kabar Global Times mengatakan, pengadilan dan Kementerian Keamanan Publik telah mengeluarkan berbagai perintah sejak 1980-an untuk melarang parade tersangka kriminal. Para pejabat pun sekarang dapat dihukum atas praktik yang sama.

Pemberitahuan terbaru dikeluarkan kementerian pada Februari 2020 setelah seorang pria di Hebei diikat ke pohon karena pergi keluar untuk membeli rokok selama masa karantina wilayah (lockdown).

Unggahan media sosial tentang pengarakan ini telah ditayangkan lebih dari 350 juta kali dan melampaui 30.000 komentar pada Rabu (29/12) malam. China mengambil langkah-langkah ketat, termasuk penguncian besar-besaran yang mempengaruhi jutaan warga, untuk menangani peningkatan kasus Covid-19.

"Negeri Tirai Bambu" melaporkan penambahan 203 kasus Covid-19 pada Rabu. Salah satu pembuat cip memori terbesar di dunia, Micron Technology, mengatakan, pembatasan yang sedang berlangsung di Kota Xi'an dapat menyebabkan penundaan pasokan global cip memori.

Sponsored

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan agar tak mengurangi waktu isolasi karena "tsunami" kasus yang dipicu varian Omicron. Padahal, sejumlah negara di dunia, seperti Amerika Serikat (AS), berencana mengurangi waktu isolasi mandiri. Inggris juga takkan meneken peraturan baru untuk mencegah Omicron.

Varian yang sangat menular ini mendorong AS, Prancis, dan Denmark ke catatan baru pada Rabu, dengan penghitungan 6,55 juta infeksi dilaporkan secara global dalam waktu tujuh hari. Angka ini menunjukkan persebaran yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Berita Lainnya
×
tekid