sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Presiden Filipina lakukan lawatan bersejarah ke Israel

Lawatan Duterte menandai untuk pertama kalinya seorang presiden Filipina ke Israel.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 03 Sep 2018 09:39 WIB
Presiden Filipina lakukan lawatan bersejarah ke Israel

Rodrigo Duterte telah memulai kunjungannya ke Israel, itu menandai lawatan perdana seorang presiden Filipina ke negara itu. Presiden berusia 73 tahun tersebut pada Minggu (2/9) mengatakan bahwa dia akan menguatkan dan memperbarui hubungan kedua negara, di mana diperkirakan 76.000 warga Filipina tinggal dan bekerja.

"Saya berangkat hari ini untuk sebuah kunjungan bersejarah yang menggarisbawahi visi kami bagi negara kami, anggota komunitas dunia yang bertanggung, Filipina yang bersahabat dengan semua orang dan tidak menjadi musuh bagi siapapun," terang Duterte sebelum bertolak menuju Tel Aviv. 

Di Israel, Duterte akan bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Reuven Rivlin. Sejumlah isu seperti pertahanan, tenaga kerja, dan pariwisata dilaporkan menjadi agenda utama kunjungan pria yang akrab disapa Digong tersebut.

Duterte dikabarkan sangat ingin meningkatkan kerja sama keamanan dengan Israel, negara yang telah menjual tiga sistem radar dan 100 kendaraan lapis baja ke Filipina. Saat ini, Duterte disebut-sebut mengincar kesepakatan penjualan pesawat.

Menurut data pemerintah Israel, ekspor ke Filipina bernilai US$143 juta pada tahun 2017.

"Bagi Duterte kunjungan ini adalah untuk mencari pasar alternatif ... bagi persenjataan militer serta polisi Filipina," ujar Henelito Sevilla, seorang pakar hubungan internasional di University of the Philippines kepada kantor berita AFP.

Selama di Israel, Duterte akan mengunjungi memorial Holocaust Yad Vashem di Yerusalem dan Open Doors Monument, sebuah memorial bagi warga Filipina yang menyelamatkan orang-orang Yahudi dari kekejaman Nazi.

Dikenal lewat pernyataan-pernyataannya yang kontroversial, Duterte telah membandingkan pembunuhan yang dilakukannya selama perang anti-narkoba dengan pembunuhan yang dilakukan Adolf Hitler terhadap orang-orang Yahudi.

Sponsored

"Hitler membantai tiga juta orang Yahudi. Sekarang, ada tiga juta pecandu narkoba di Filipina. Saya akan senang membantai mereka," kata Duterte pada tahun 2017. 

Namun, tidak lama kemudian, Duterte yang berkuasa pada tahun 2016 meminta maaf atas pernyataanya. Dia mengklaim, pernyataannya tertuju kepada para kritikus yang telah menyamakannya dengan pemimpin Nazi.

Filipina abstain

Akhir tahun lalu, Filipina abstain dari pemungutan suara di Majelis Umum PBB yang mengecam Amerika Serikat karena memindahkan kedutaan besar mereka dari Tel Aviv ke Yerusalem, sebuah keputusan kontroversial yang memicu kecaman internasional dan protes besar-besaran.

Para pemimpin Palestina melihat Yerusalem Timur yang diduduki Israel sebagai ibu kota negara masa depan mereka. Dan pengakuan terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel telah merusak upaya menuju perdamaian yang didorong oleh berbagai pihak.

Namun sebelum keberangkatannya ke Israel kemarin, Duterte telah menyatakan dukungannya atas solusi dua negara dalam menyikapi konflik Israel-Palestina.

"Kami akan dipandu oleh konstitusi dan undang-undang kami serta komitmen internasional kami untuk mendukung upaya dan inisiatif termasuk solusi dua negara," ungkap Duterte kepada wartawan.

Kementerian Luar Negeri Israel lewat sebuah pernyataan mengungkapkan bahwa lawatan Duterte sangat penting, melambangkan hubungan yang kuat dan hangat antar rakyat kedua negara serta potensi besar untuk mengembangkan dan memperkuat hubungan Israel-Filipina.

Duterte akan berada di Israel hingga Rabu (5/9), sebelum melanjutkan lawatannya ke Yordania hingga 8 September. Di Amman, dia dijadwalkan bertemu Raja Abdullah II.

 

 

Sumber: Al Jazeera

Berita Lainnya
×
tekid