sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Protes rompi kuning: Presiden Prancis temui serikat buruh dan pengusaha

Presiden Prancis akan bertatap muka dengan perwakilan dari lima serikat pekerja utama dan tiga organisasi pengusaha.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 10 Des 2018 11:29 WIB
Protes rompi kuning: Presiden Prancis temui serikat buruh dan pengusaha

Presiden Prancis Emmanuel Macron dijadwalkan akan bertemu dengan perwakilan dari lima serikat pekerja utama dan tiga organisasi pengusaha sebagai upaya untuk meredakan demonstrasi berujung kekerasan selama berminggu-minggu di Paris dan sejumlah kota lainya di negara itu.

Surat kabar Le Figaro melaporkan bahwa Perdana Menteri Édouard Philippe dan sembilan menteri pemerintah juga akan hadir dalam pertemuan yang dipimpin Macron.

Tatap muka tersebut akan berlangsung sebelum Macron tampil berpidato di televisi, di mana dia diharapkan akan mengumumkan sejumlah langkah untuk merespons tuntutan para pengunjuk rasa.

Demonstrasi diwarnai kekerasan terhadap kenaikan pajak bahan bakar, biaya hidup, dan sejumlah isu lainnya telah berlangsung kurang lebih selama empat pekan di Prancis.

Pada Sabtu (8/12), sekitar 136.000 demonstran rompi kuning turun ke jalan. Lebih dari 1.200 orang ditahan.

Protes dengan kekerasan telah membuat wajah Ibu Kota Prancis, Paris, babak belur. Banyak tempat dirusak dan toko-toko dijarah saat 10.000 orang ambil bagian dalam demonstrasi.

Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mendeskripsikan situasi ini sebagai malapetaka bagi sektor bisnis dan ekonomi.

Presiden Macron dinilai hanya menunjukkan sedikit respons selama protes. Banyak pengunjuk rasa menyerukan agar presiden berusia 40 tahun itu mengundurkan diri.

Sponsored

Macron dikritik karena dianggap tidak dapat dijangkau dan tidak peka terhadap kondisi masyarakat biasa.

Pekan lalu, pasca-pembicaraan dengan perwakilan dari gerakan rompi kuning, pemerintah mengumumkan bahwa mereka menunda kenaikan pajak bahan bakar yang memicu kemarahan para pengunjuk rasa. Namun, langkah tersebut gagal menenangkan massa.

Apa itu gerakan rompi kuning?

Para pengunjuk rasa melabeli diri mereka sebagai gerakan rompi kuning setelah kampanye media sosial mendesak orang-orang untuk turun ke jalan mengenakan rompi kuning visibilitas tinggi yang harus dibawa di setiap kendaraan di Prancis.

Mereka awalnya memprotes kenaikan bea masuk diesel, yang secara luas digunakan oleh pengendara Prancis dan telah lama tidak dikenakan pajak yang tinggi dibandingkan jenis bahan bakar lainnya.

Harga solar sendiri telah naik sekitar 23% selama 12 bulan terakhir dan keputusan Macron untuk memaksakan kenaikan pajak 6,5 sen pada solar dan 2,9 sen pada bensin mulai 1 Januari membuat marah banyak orang, terutama di wilayah pedesaan.

Macron menuturkan bahwa pajak yang lebih tinggi pada bahan bakar fosil diperlukan untuk mendanai investasi energi terbarukan.

Namun, protes ternyata merembet ke sejumlah isu lain, termasuk tuntutan atas upah yang lebih tinggi, pajak yang lebih rendah, pensiun yang lebih baik dan persyaratan masuk universitas yang lebih mudah.

Tujuan inti gerakan ini, untuk menyoroti frustrasi ekonomi dan ketidakpercayaan politik dari keluarga pekerja.

Pada 17 November demonstrasi melibatkan setidaknya 282.000 orang di seluruh negeri. Satu orang dilaporkan tewas, 409 terluka dan 73 lainnya ditahan.

Satu pekan kemudian, tepatnya pada 24 November, 166.000 orang menggelar protes serupa. Delapan puluh empat orang terluka dan 307 ditahan. 

Mengawali Desember, 136.000 orang turun ke jalan-jalan di Prancis. Protes yang diwarnai kekerasan mengakibatkan satu orang tewas, 263 terluka, dan 630 orang ditahan.

Sumber : BBC

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid