Rencana perdamaian Palestina-Israel versi AS bocor?
AS membantah laporan bahwa rencana perdamaian Palestina-Israel yang mereka gagas bocor.
Stasiun televisi Israel, Reshet 13, pada Rabu (16/1) melaporkan bahwa rencana perdamaian Timur Tengah yang digagas Donald Trump akan mengusulkan Palestina untuk menduduki sebesar 90% dari Tepi Barat, dengan ibu kota di Yerusalem Timur. Namun, itu tidak termasuk situs-situs suci dalamnya.
Gedung Putih menepis pemberitaan Reshet 13 dan menilainya sebagai spekulasi yang tidak akurat. Pemerintah AS sendiri belum mengungkapkan rincian rencana perdamaian tersebut dan menyatakan baru akan mengumumkannya dalam beberapa bulan ke depan.
Mengutip sumber yang dikabarkan telah diberikan pengarahan oleh AS, Reshet 13 mengatakan dalam rencana perdamaian tersebut, Israel akan mencaplok blok-blok permukiman Yahudi di Tepi Barat. Sementara permukiman-permukiman yang terisolasi akan dievakuasi atau ditangguhkan pembangunannya.
Pertukaran teritorial
Menurut pemberitaan itu, dalam langkah-langkah yang diusulkan Trump, dia menginginkan rencana itu untuk disertai dengan pertukaran teritorial dengan Palestina, termasuk untuk Kota Tua Yerusalem yang dikelilingi oleh tembok yang berada di dalam kawasan Yerusalem Timur untuk berada di bawah kedaulatan Israel tetapi dengan manajemen bersama Palestina dan Yordania.
Laporan tersebut menyebut sebagian besar lingkungan Arab di Yerusalem Timur akan berada di bawah kedaulatan Palestina sebagai ibu kota masa depan negara. Israel menyebut seluruh Yerusalem sebagai ibu kota abadi dan tidak terbagi, sebuah klaim yang tidak diakui secara internasional.
Palestina menginginkan Yerusalem Timur, termasuk kompleks Masjid Al-Aqsha di Kota Tua Yerusalem, sebagai ibu kota masa depan negara.
Namun, laporan itu tidak menyebutkan nasib para pengungsi Palestina, salah satu permasalahan inti dalam konflik yang telah berlangsung hampir satu dekade ini. Laporan tersebut juga tidak menyinggung nasib Jalur Gaza, yang berada di bawah kendali Hamas yang menentang perdamaian dengan Israel.
Menolak berkomentar
Para pejabat pemerintahan Israel maupun Palestina tidak menanggapi pemberitaan Reshet 13 tersebut.
Utusan Khusus AS untuk Negosiasi Internasional Jason Greenblatt melalui Twitter mengatakan bahwa laporan itu tidak akurat. Namun, dia tidak menyebutkan secara spesifik bagian mana yang dia nilai tidak akurat.
While I respect @BarakRavid, his report on Israel’s Ch. 13 is not accurate. Speculation about the content of the plan is not helpful. Very few people on the planet know what is in it… for now... — Jason D. Greenblatt (@jdgreenblatt45) January 16, 2019
Greenblatt, bersama dengan menantu Trump, Jared Kushner, merupakan perancang utama rencana perdamaian AS untuk penyelesaian konflik Palestina-Israel.
"Spekulasi tentang isi rencana itu tidak membantu. Sangat sedikit orang di planet ini yang tahu apa isi rencananya ... untuk saat ini," tulis Greenblatt. "Menjual berita yang salah, terdistorsi, atau bias ke media sangat tidak bertanggung jawab dan berbahaya bagi proses perdamaian."
Utamakan pemilu
Dalam komentar terpisah kepada wartawan, Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon menuturkan bahwa rencana Trump tidak akan dirilis sebelum pemilu Israel pada 9 April.
Jajak pendapat memperkirakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan menang dengan mudah dan mengamankan masa jabatan kelimanya. Netanyahu merupakan politikus sayap kanan yang didukung oleh AS.
"Dari apa yang kami pahami, rencana itu tidak akan disajikan sebelum pemilu," ungkap Danon. "Ini keputusan yang cerdas karena kami tidak ingin rencana itu menjadi isu dalam pemilu." (VOA)