sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Respons Kemlu RI soal dugaan penculikan 5 warga Malaysia oleh TNI

Menhan Malaysia Mohamad Sabu memastikan bahwa isu penculikan ini tidak akan mengancam kerja sama militer dengan Indonesia.

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 26 Des 2018 15:00 WIB
Respons Kemlu RI soal dugaan penculikan 5 warga Malaysia oleh TNI

Media Malaysia beberapa waktu lalu merilis laporan yang menyebutkan warga Malaysia diculik oleh dua personel TNI setelah dituduh mencuri kayu di dekat perbatasan Sarawak-Kalimantan Barat. Insiden ini terjadi pada 11 Desember.

Terkait peristiwa tersebut, pemerintah Malaysia pada Jumat (21/12) mengirim nota protes yang kemudian diteruskan ke Indonesia melalui KBRI Kuala Lumpur. 

Wakil Menteri Luar Negeri Malaysia Marzuki Yahya pada Senin (24/12) menjelaskan, pihaknya telah mendapat jaminan dari Indonesia bahwa insiden serupa tidak akan terulang.

"Kami (pemerintah Malaysia) telah mengambil tindakan tegas terhadap apa yang terjadi dengan mengirimkan nota protes terkait isu tersebut. Indonesia telah mengakui kekeliruan mereka dan menyambut baik keluhan kami demi memastikan bahwa hal ini tidak akan terulang kembali," papar Marzuki seperti dilansir News Straits Times.

Merespons itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir atau yang akrab disapa Tata menegaskan bahwa Indonesia menyayangkan terjadinya insiden ini. Demi mencegah agar tidak terulang kembali, Tata menyampaikan bahwa kedua negara akan membahas persoalan ini dalam forum bilateral.

"Indonesia dan Malaysia memiliki mekanisme bilateral dan selama ini sepakat untuk membahas isu-isu yang terjadi di perbatasan melalui forum General Border Committee (GBC) yang dipimpin oleh menteri pertahanan kedua negara. Dalam kaitannya dengan hal ini, Indonesia akan bahas isu ini dan terkait masalah illegal logging di perbatasan dalam forum tersebut," jelas Tata kepada Alinea.id pada Rabu (26/12).

"Indonesia sangat serius dalam menangani dan mengambil tindakan terkait masalah illegal logging, baik itu yang dilakukan WNA maupun WNI," imbuhnya.

Menteri Pertahanan Malaysia Mohamad Sabu mengatakan kerja sama militer kedua negara tidak akan terancam oleh insiden itu. 

Sponsored

"Insiden itu tidak berpengaruh pada hubungan kedua negara. Hubungan kami dengan Indonesia dekat. Semua masalah dapat diselesaikan di meja negosiasi," terangnya setelah pertemuan Mantan Pejabat Urusan Korporasi (Perhebat) ke-52 pada Senin lalu. "Hubungan bilateral, terutama (kerja sama) militer bagus. Tidak ada perselisihan besar yang timbul dari insiden ini," jelasnya.

Media Malaysia The New Sunday Times memuat laporan eksklusif tentang penculikan lima warga Malaysia dari Sarawak. Kelimanya, yang berusia antara 15 dan 64, tengah memotong kayu di hutan Wong Rangkai di dekat Kampung Danau Melikin, 400 meter dari perbatasan Serian-Kalimantan, ketika mereka didekati oleh dua orang dengan seragam militer.

Dua oknum militer Indonesia itu dilaporkan menenteng senjata berupa senapan serbu Pindad SS-1 berkaliber 5.56 mm. Setelah disergap, kelima warga Malaysia itu dipaksa masuk ke mobil mereka dan berkendara melintasi perbatasan Kalimantan ke pos TNI di Sungai Enteli.

Sepanjang perjalanan, para tentara disebut menghajar kelima orang Malaysia dan mengancam akan menembak mereka. Para sandera mengatakan, salah satu personel militer Indonesia sempat melepas dua tembakan. 

Setelah sampai di pos TNI, kelima warga diduga dipaksa untuk mengakui bahwa mereka telah melakukan illegal logging di wilayah Indonesia.

Dari lima yang ditahan, dua di antaranya dibebaskan pada hari yang sama sekitar pukul 16.00 waktu setempat. Para anggota TNI disebut-sebut memerintahkan mereka untuk memberi tahu keluarga tiga sandera lainnya untuk membayar uang tebusan sebesar 10 ribu ringgit Malaysia atau setara dengan Rp34,8 juta.

Karena khawatir, kedua warga Sarawak itu memilih untuk mengadu ke pos tentara terdekat yakni pos tentara Malaysia di Kamp Balai Ringin. Setelah perundingan, pada 12 Desember pukul 16.00 waktu setempat ketiga warga Malaysia sisanya dibebaskan.

Berita Lainnya
×
tekid