Rusia: AS picu krisis kemanusiaan di kamp pengungsian Suriah
Rusia menuding Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS telah memicu krisis kemanusiaan di kamp pengungsian al-Hawl, Hasakah.
Dalam jumpa pers pada Rabu (10/4) di Kuningan, Jakarta, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva membantah tudingan media Barat yang mengatakan bahwa gempuran militer Rusia di Idlib, Suriah, memprovokasi krisis kemanusiaan di sana.
Menurut Dubes Vorobieva, serangan militer Rusia itu ditargetkan untuk menggempur kelompok pemberontak Hayat Tahrir Al-Sham.
Dubes Rusia menyebut, justru Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat yang menimbulkan krisis kemanusiaan di kamp pengungsian al-Hawl, Hasakah.
"Ada situasi yang sangat memprihatinkan yang terjadi di kamp pengungsian itu. Kamp tersebut dipenuhi oleh 73.000 pengungsi yang sebagian berasal dari Baghuz dan sejumlah daerah di mana SDF meneruskan upaya mereka untuk memberantas sisa-sisa anggota ISIS yang diperkirakan ada di sana," jelasnya.
Selain dari Baghuz, dia menuturkan bahwa 45% pengungsi di kamp al-Hawl berasal dari Mosul, kota di Irak yang dibebaskan dari cengkeraman ISIS pada 2017 oleh koalisi anti-ISIS yang didukung AS.
"Izinkan saya mengingatkan Anda bahwa pada saat itu, serangan udara oleh AS dan sekutunya menewaskan banyak warga sipil Irak dan merusak sejumlah infrastruktur Mosul," kata dia.
Dubes Rusia menilai bahwa warga yang melarikan diri dari Mosul ke kamp al-Hawl tidak dapat kembali ke Irak karena koalisi anti-ISIS yang mengendalikan kamp tersebut tidak membiarkan mereka keluar.
"Itu adalah situasi yang sangat tidak konstruktif yang ditimbulkan koalisi yang didukung AS. Koalisi itu sepertinya sengaja menahan para pengungsi dan mencegah mereka kembali ke tempat tinggal mereka masing-masing," tuturnya.