sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rusia bangun barak baru di wilayah sengketa dengan Jepang

Keputusan Rusia untuk membangun sejumlah barak baru di gugusan kepulauan yang disengketakan memicu protes diplomatik dari Tokyo.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 19 Des 2018 09:46 WIB
Rusia bangun barak baru di wilayah sengketa dengan Jepang

Rusia pada Senin (17/12) membangun sejumlah barak baru bagi tentara di gugusan kepulauan yang disengketakan dekat Jepang. Tidak sampai di situ saja, mereka juga akan membangun beberapa fasilitas lagi bagi kendaraan lapis baja.

Keputusan tersebut menimbulkan protes diplomatik dari Tokyo.

Pekan depan, Kementerian Pertahanan Rusia berencana memindahkan para prajurit ke empat kompleks perumahan di dua dari empat pulau yang disengketakan. Oleh Rusia wilayah itu dikenal dengan nama Kepulauan Kuril di Rusia, sementara Jepang menyebutnya Wilayah Utara.

Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan 3.500 prajurit Rusia dikerahkan ke dua pulau yang lebih besar sebagai bagian dari pembangunan militer yang sedang berlangsung.

Berita tersebut tersiar setelah Kremlin mengatakan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mungkin mengunjungi Rusia pada 21 Januari 2019, sementara dua negara itu tengah meningkatkan usaha untuk menyelesaikan perselisihan teritorial yang telah mencegah keduanya menandatangani perjanjian perdamaian Perang Dunia II.

Di Tokyo, Menteri Luar Negeri Taro Kono mengatakan dalam jumpa pers bahwa Jepang akan mengajukan protes. Jepang mengatakan pada Juli telah meminta Rusia mengurangi aktivitas militernya di kepulauan tersebut, permohonan yang Moskow tolak sebagai diplomasi megafon pada waktu itu.

"Kami berencana menyampaikan protes," kata Kono kepada wartawan, menambahkan bahwa Jepang akan secara jelas menyatakan sikapnya lewat sejumlah perundingan.

"Alasan dari dilakukannya perundingan-perundingan nanti ialah menyelesaikan isu pulau itu dan merampungkan perjanjian perdamaian," kata dia.

Sponsored

Pasukan Soviet menguasai empat pulau itu pada akhir Perang Dunia II. Moskow dan Tokyo sama-sama mengakui kedaulatan atas kepulauan tersebut. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid