sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rusia dan Turki capai kesepakatan soal Suriah

Lewat pembicaraan di Astana, Rusia, Iran, dan Turki berupaya mewujudkan perdamaian di Suriah.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Minggu, 30 Des 2018 14:03 WIB
Rusia dan Turki capai kesepakatan soal Suriah

Rusia dan Turki telah sepakat untuk mengoordinasikan operasi darat di Suriah pasca-pengumuman penarikan militer Amerika Serikat pekan lalu.

"Kami memberikan perhatian khusus pada situasi baru yang muncul sehubungan dengan penarikan militer AS," ungkap Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov usai berbicara dengan timpalannya Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di Moskow pada Sabtu (29/12).

Lebih lanjut Lavrov memaparkan, "Pemahaman dicapai tentang bagaimana perwakilan militer Rusia dan Turki akan terus mengoordinasikan langkah-langkah mereka di lapangan dalam situasi baru dengan maksud pada akhirnya membasmi ancaman teroris di Suriah."

Cavusoglu mengonfirmasi bahwa kedua negara akan mengoordinasikan operasi di Suriah, serta membahas rencana untuk membantu para pengungsi kembali ke kampung halaman mereka.

"Kami akan melanjutkan koordinasi dengan Rusia dan Iran untuk mempercepat datangnya penyelesaian politik di Suriah," tutur Menlu Turki.

Cavusoglu mengingatkan bahwa Turki dan Rusia sebagai pendukung proses perdamaian Astana, membela integritas teritorial Suriah dan persatuan politik mereka dari upaya-upaya untuk menghancurkannya.

"Turki dan Rusia memiliki kemauan bersana untuk membersihkan seluruh kelompok teroris dari Suriah," imbuhnya.

Selain Lavrov dan Cavusoglu, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar, kepala intelijen Hakan Fidan, dan staf presiden Ibrahim Kalim pada Sabtu kemarin juga melangsung pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu, Kepala Staf Umum Valery Gerasimov, Utusan Umum Presiden untuk Suriah Alexander Lavrentiev, dan staf presiden Yuri Ushakov.

Sponsored

Pekan lalu, Donald Trump mengejutkan publik dengan mengumumkan penarikan seluruh pasukan AS dari Suriah yang berjumlah 2.000 orang. Trump menyatakan bahwa Washington telah mencapai tujuannya dengan kekalahan ISIS. 

Kelompok teroris ISIS yang di masa lalu menguasai sejumlah area di Suriah dan Irak, telah kehilangan nyaris seluruh wilayah kekuasaannya. Meski demikian, ribuan anggota ISIS yang bersenjata diperkirakan masih berada di Suriah.

KTT tiga negara

Pada Jumat (28/12), Rusia mengatakan akan menjadi tuan rumah KTT tiga negara yang melibatkan Turki dan Iran pada awal tahun depan. KTT akan membahas soal perang Suriah.

Turki sendiri telah mengumumkan akan menggelar operasi militer di Manbij, Suriah, untuk menyingkirkan pasukan pimpinan Kurdi, yang dicap Ankara sebagai teroris. Turki dan pasukan bersenjata yang menjadi sekutunya telah menumpuk pasukan di sekitar kota dalam beberapa hari terakhir.

Ancaman Turki itu bertepatan dengan pengumuman penarikan pasukan AS dari Suriah.

Rusia, Iran, dan Turki telah bersatu untuk mengupayakan perdamaian di Suriah lewat apa yang dikenal sebagai proses Astana. Nama tersebut diambil dari ibu kota Kazakhstan, tempat di mana pembicaraan berlangsung.

Setiap negara memainkan peran kunci dalam perang Suriah yang dimulai pada Maret 2011. Rusia dan Iran telah campur tangan dengan menyokong rezim Bashar al-Assad, memastikan keberlangsungan pemerintahannya.

Ada pun Turki mendukung kelompok pemberontak di Suriah utara melawan Assad. Turki juga berkepentingan untuk mencegah kelompok Kurdi Suriah untuk membangun dan memperluas keberadaan mereka di sepanjang perbatasannya.

Sebelumnya, ketiga negara telah menyepakati apa yang disebut sebagai zona deeskalasi di Suriah guna mengakhiri peperangan.

Sumber : Al Jazeera

Berita Lainnya
×
tekid