Rusia-Jepang terus jalin dialog penyelesaian sengketa Kepulauan Kuril
Sementara Rusia menyebutnya Kepulauan Kuril, Jepang mengenalnya sebagai Teritorial Utara.
Disebut sebagai Kepulauan Kuril oleh Rusia dan Teritorial Utara oleh Jepang, serangkaian kepulauan vulkanik itu telah lama menjadi pusat perseteruan antara kedua negara.
Pertikaian tersebut juga berperan sebagai hambatan utama Rusia dan Jepang menandatangani perjanjian perdamaian resmi Perang Dunia II.
Untuk mencari solusi atas perselisihan itu, pada 22 Januari, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva menjelaskan bahwa hingga kini proses dialog masih berlangsung guna mendapat solusi dari sengketa wilayah tersebut.
"Negosiasi menjadi panjang karena masalah ini sangat sensitif bagi masyarakat di kedua negara," jelas Dubes Vorobieva dalam konferensi pers yang digelar di kediamannya di Jakarta, Rabu (13/2).
Vorobieva menyatakan butuh waktu 40 tahun bagi Rusia untuk menyelesaikan sengketa wilayah dengan China. Jadi, dialog dengan Jepang pun diperkirakan akan memakan waktu yang lama dan tidak memiliki solusi instan.
"Meski dialog sedang berlangsung, kami tetap berpendirian bahwa Kepulauan Kuril adalah wilayah Rusia. Tentu Jepang memiliki pandangan lain tentang itu, tetapi yang penting adalah kita sedang membicarakan persoalan ini," lanjutnya.
Dia menyebut, dialog tersebut bertujuan agar Moskow dan Tokyo menyepakati perjanjian perdamaian setelah lebih dari 70 tahun selesainya Perang Dunia II.
Diplomat perempuan Rusia itu menegaskan bahwa Negeri Beruang Merah tidak menganggap isu ini sebagai persoalan perebutan wilayah karena Rusia memiliki kedaulatan atas Kepulauan Kuril.
"Kedaulatan itu sudah tercantum di dokumen internasional. Kepulauan Kuril dapat dianggap hadiah yang Rusia terima karena menang dalam PD II," jelas Vorobieva.