sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rusia siap perpanjang perjanjian pengurangan senjata nuklir

Perjanjian START (perjanjian pengurangan senjata nuklir) Baru berakhir pada 2021. Dan Rusia menyatakan siap memperpanjangnya.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 18 Jul 2018 08:21 WIB
Rusia siap perpanjang perjanjian pengurangan senjata nuklir

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada hari Senin (16/7), Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa ia menyampaikan kepada Donald Trump, Rusia siap memperpanjang perjanjian START (perjanjian pengurangan senjata nuklir) Baru, yang berakhir pada 2021.

"Saya meyakinkan Presiden Trump bahwa Rusia siap memperpanjang perjanjian itu, tapi kami harus menyetujui masalah intinya lebih dulu, karena kami memiliki beberapa pertanyaan untuk mitra kami, Amerika Serikat," kata Putin kepada Fox News dalam wawancara sesudah pertemuan puncak dengan Trump pada Senin di Helsinki.

"Kami berpikir bahwa mereka tidak sepenuhnya mematuhi perjanjian itu, tetapi ini urusan ahli untuk memutuskannya," tambah Putin.

Perjanjian START Baru, yang ditandatangani pada 8 April 2010, menyerukan pengurangan hulu ledak dan bom nuklir hingga tidak lebih dari 1,550. Itu membatasi penyebaran peluru kendali balistik antarbenua, peluru kendali balistik dengan peluncur kapal selam, dan pengebom nuklir hingga 700 serta ICBM, SLBM dan pembom tersimpan menjadi 800.

Perjanjian itu berlangsung 10 tahun dan dapat diperpanjang hingga lima tahun. Perjanjian START Baru memberikan kedua negara itu waktu hingga Februari tahun ini untuk mencapai batas perjanjian.

Kedua pihak menyatakan memenuhi perjanjian awal pada tahun ini, tapi Rusia mengajukan pertanyaan tentang pengubahan beberapa kapal selam dan pengebom Amerika Serikat untuk membawa senjata konvensional, dengan mengatakan tidak ada cara untuk memastikan bahwa mereka tidak dapat digunakan juga senjata nuklir.

Trump mengecam perjanjian itu sebagai hal buruk, yang dirundingkan pendahulunya. Sementara, pendukung kesepakatan tersebut mengatakan itu penting karena menciptakan tata pemantauan baru, termasuk pertukaran data, yang memungkinkan kedua pihak menguji pemenuhannya.
 

Sumber: Antara

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid