sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rusia-Ukraina masih temui kebuntuan

Moskow menolak pembukaan akses kemanusiaan selamatkan ratusan ribu warga Ukraina.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Jumat, 11 Mar 2022 08:39 WIB
Rusia-Ukraina masih temui kebuntuan

Pemerintah Ukraina menyebutkan Moskow menolak pembukaan akses kemanusiaan untuk menyelamatkan ratusan ribu nyawa warga sipil di kota-kota yang tengah dibombardir. Penolakan Rusia ini disebabkan belum adanya kesepakatan dalam perundingan tinggi sejak invasi dimulai pada 24 Februari 2022.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (10/3), serangan Rusia ke Ukraina sudah memasuki pekan ketiga, di mana sejauh ini belum ada kata sepakat yang dicapai. Padahal, sudah ribuan orang tewas dan lebih dari dua juta orang mengungsi. Ribuan orang masih berada di kota-kota yang terkepung dengan hujan bom hampir setiap hari.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, telah melakukan pertemuan di Turki. Dalam pertemuan itu, Kuleba mengatakan, Lavrov menolak memberikan janji gencatan senjata agar bantuan bisa menjangkau warga sipil, termasuk mengevakuasi ratusan ribu orang yang terperangkap di Mariupol, salah satu kota korban bombardir Rusia.

“Saya sudah membuat proposal yang sederhana kepada Menteri Lavrov. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya bisa memanggil semua menteri di Ukraina, otoritas dan Presiden saat ini untuk memberikan Anda jaminan keamanan bagi koridor kemanusiaan, lalu bisakah Anda melakukan hal yang sama? Dan dia tidak jawabnya,” kata Kuleba.       

Sponsored

Pada jumpa pers yang berbeda, Lavrov menyebutkan, pertemuannya dengan Kuleba memang belum membuahkan hasil. Dia mengatakan, operasi militer telah berjalan sesuai rencana dan Rusia kembali mengulangi tuntutannya agar Ukraina bersikap netral dan tidak terpengaruh pada tuntutan asing, terutama negara-negara barat.

Ukraina menjadi target negara-negara barat yang menjadi anggota NATO, khususnya Amerika Serikat. Amerika ingin memperkuat militer barat di wilayah timur. Tujuan Ukraina menjadi anggota NATO adalah demi Amerika Serikat, sehingga Rusia dengan jarak wilayah pertahanan yang dekat merasa terancam. 

Kondisi ini menurut Presiden Rusia Vladimir Putin tidak bisa ditolerir. Invasi kemudian dilakukan Rusia agar Ukraina tidak menuruti keinginan negara-negara barat.

Berita Lainnya
×
tekid